Sultan Brunei Ingin Beli Kendaraan Tempur dan Senjata Pindad

Ilustrasi tank buatan PT Pindad
Sumber :
  • VIVA/Mega Dwi

VIVA – Sultan Brunei Darussalam, Yang Mulia Haji Hassanal Bolkiah, ingin membeli alat utama sistem persenjataan atau alutsista produksi Indonesia.

Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sultan dijadwalkan berkunjung ke Mabes TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, sore ini, untuk meninjau produk-produk alutsista yang ditawarkan Indonesia untuk negara tetangganya itu.

"Ada ketertarikan dari Brunei, untuk membeli kendaraan tempur dari Indonesia, dan persenjataan produksi PT Pindad," kata Retno, usai pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Sultan di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis 3 Mei 2018.

Selain PT Pindad, alutsista yang ditawarkan di antaranya adalah produksi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan PT PAL. Lebih lanjut, Retno menyampaikan, dalam pertemuan bilateral, kedua kepala negara membahas banyak topik mulai dari kerja sama ekonomi, isu kawasan, hingga perlindungan TKI di Brunei.

Baca: Mengenal Lebih Dekat Tujuh Kendaraan Perang Buatan Indonesia

Di bidang kerja sama ekonomi, dibicarakan tentang menurunnya nilai ekspor minyak Brunei ke Indonesia, karena turunnya pula harga minyak dunia. Kedua kepala negara juga sepakat mencari peluang peningkatan investasi di bidang perikanan, pertanian, perkapalan, dan pelabuhan.

"Di bidang pertanian, ada kemungkinan pengembangan bersama varietas (padi hibrida) sembada B9 dan sembada 188," ujar Retno.

Sementara itu, di bidang perlindungan TKI, disepakati Indonesia akan melakukan negosiasi supaya keberadaan TKI di Brunei lebih terjamin. "Sultan mengatakan, sudah merupakan komitmen bagi Sultan untuk memperhatikan keamanan, kesejahteraan mereka yang ada di Brunei Darussalam," ujar Retno.

Terakhir, kedua kepala negara bersepakat memberi penguatan terhadap ASEAN Humanitarian Center yang memiliki fungsi penanggulangan saat terjadi bencana di kawasan ASEAN.

"Indonesia dan Brunei sepakat bahwa negara anggota ASEAN akan memberikan backup finansial yang lebih bagi operasi AHA Center," ujar Retno.