Kloter Jemaah Haji Pertama Yogyakarta Berangkat 16 Juli
- ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang
VIVA – Kelompok terbang (kloter) pertama jemaah haji asal Yogyakarta akan diberangkatkan mulai 16 Juli 2018 mendatang. Penentuan kloter akan dilakukan setelah tahap kedua pembayaran selesai.
Saat ini sedang dibuka pelunasan tahap pertama. Sementara tahap kedua akan dibuka mulai 16-25 Mei 2018. Pada tahun ini, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendapat kuota sebesar 3.131 orang.
Kakanwil Kementerian Agama DIY Muhammad Lutfi Hamid memberikan sejumlah pesan kepada para calon jemaah haji yang akan diberangkatkan pada tahun 2018.
“Jemaah haji sebelum berangkat pertama-tama harus memastikan mereka mengetahui manasik haji,” katanya, Jumat, 27 April 2018.
Bagi jemaah yang belum memahami manasik, kata Lutfi, Kemenag telah menyiapkan pembimbing ibadah haji di kloter atau pun di sektor. “Jika belum paham jangan sungkan bertanya,” ujarnya.
Bagi para calon jemaah haji diharapkan dapat menjaga komunikasi baik dengan tetangga. Sebab, jemaah akan meninggalkan rumah selama 40 hari. Menurutnya, perlu bantuan tetangga membantu mengawasi lingkungan sekitar.
“Maka acara pamitan haji sebenarnya bukan riya’, tetapi memang perlu dilakukan untuk menumbuhkan sensivitas sosial tersebut,” ujar mantan Kakankemenag Sleman itu.
Dia juga mengingatkan agar jemaah menjaga kesehatan, baik sebelum maupun selama berada di Tanah Suci. “Diperbanyak minum dan mengonsumsi buah-buahan. Salah satu hikmah sering berjemaah salat ke Masjidil Haram atau pun Masjid Nabawi adalah melancarkan sirkulasi darah dan nutrisi makanan serta metabolisme tubuh,” ujarnya.
Kepada jemaah haji juga diingatkan jika ada kekurangan fasilitas atau pelayanan tidak mencurahkan isi hati via media sosial melainkan sampaikan kepada petugas.
"Setelah pulang dari haji tetaplah menjadi umat Islam dengan warga negara Indonesia. Harus disadari bahwa budaya dan cara pandang keagamaan di Arab Saudi bukanlah kebenaran mutlak,” ujarnya.
Selama di Mekah, jemaah akan mendapat 40 kali makan selama 30 hari. Hanya saat berada di Armina (Arofah, Muzdalifah dan Mina) jemaah tidak mendapat jatah makan. Sebab, kendaraan pengangkut tidak bisa masuk ke wilayah tersebut. "Konsumsi untuk jemaah akan menampilkan cita rasa nusantara yang akan mengimpor bumbu langsung dari Indonesia," ujarnya.