Sudah 14 Kali Gempa Susulan Guncang Banjarnegara

Bangunan rumah di Banjarnegara rusak akibat guncangan gempa.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menyatakan, hingga Senin siang, 23 April 2018, sudah terjadi 14 kali gempa susulan yang mengguncang wilayah Kalibening, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Gempa susulan terbesar terjadi dengan magnitude 3,4 skala Richter dan terkecil 0,8 skala Richter. Gempa susulan ini memang lazim terjadi pasca terjadinya gempa signifikan. Fenomena ini menjadi satu hal yang wajar.

Menurut Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, ada kecenderungan bahwa gempa susulan yang terjadi kekuatannya terus mengecil.

"Berdasarkan hasil monitoring, maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan gempa susulan makin melemah dari gempa utama 4,4 SR pada hari Rabu menjadi 0,8 SR pada Senin 23 April 2018," katanya.

Berdasarkan hasil pengamatan survei lapangan terkait kerusakan bangunan rumah akibat gempa, tampak bahwa pola sebaran kerusakan bangunan rumah tidak merata (clustering). Kerusakan diduga diakibatkan oleh kualitas konstruksi bangunan yang tidak seragam.

"Bangunan yang roboh atau rusak memang kualitasnya di bawah standar bangunan aman gempa," katanya.

Dengan mempertimbangkan kondisi seismisitas yang semakin stabil, bagi warga masyarakat yang rumah tinggalnya tidak mengalami kerusakan, diimbau agar kembali ke rumah masing-masing dan beraktivitas seperti biasa.

"Sebaliknya, bagi warga yang rumah tinggalnya mengalami retak dan rusak, agar tidak ditempati dulu sampai ada pengarahan lanjut dari pemerintah setempat," katanya.

Dijelaskan Daryono, kekuatan gempa susulan selalu lebih kecil dari gempa utama. Masyarakat tidak perlu takut berlebihan, karena gempa susulan merupakan proses pelepasan tegangan kulit Bumi hingga gempa susulan habis.

"Pemerintah diharapkan lebih aktif dalam memberikan petunjuk dan memandu masyarakat yang akan membangun rumah atau infrastruktur di daerah rawan gempa," katanya.