Jejak-jejak Baru Harimau Sumatra Ditemukan di Agam

Seekor anak harimau Sumatra yang tertangkap di kawasan hutan Palupuah, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, pada Sabtu, 14 April 2018.
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat resor Bukittinggi menemukan sedikitnya 15 jejak baru yang diduga jejak kaki harimau Sumatra di kawasan hutan Palupuah, Kabupaten Agam, Sumatra Barat.

Jejak-jejak itu tampak di sejumlah titik di sekitar perangkap harimau yang berisi seekor anak si raja rimba Palupuah. Petugas memperkirakan jejak-jejak itu dari dua individu dengan ukuran yang berbeda. Ukuran jejak kaki yang cukup besar ialah jejak kaki si induk, sementara yang lain jejak kaki anaknya.

"Kita perkirakan induk dan satu ekor anak harimau lainnya, mendekati kandang yang sudah berisi satu anaknya yang tertangkap ini, pada malam hari tadi," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar, Khairi Ramadhan, pada Senin, 16 April 2018.

Dengan banyaknya jejak kaki baru yang ditemukan, dipastikan bahwa induk dari anak harimau itu memang mencari dan bahkan mendekati anaknya yang berada di dalam perangkap. Maka petugas kembali memasang perangkap baru dengan harapan dua ekor yang lain juga tertangkap.

Sang induk mencari

Dua perangkap baru ini dipasang setelah BKSDA memutuskan tidak mengevakuasi anak harimau yang tertangkap di hutan Palupuah pada Sabtu pekan lalu. Sebab, berdasarkan perilaku alamiah satwa liar itu, induk harimau akan mencari anaknya jika hilang atau terlalu jauh dari area lintasan jelajah.

Jika anak harimau yang tertangkap itu dievakuasi dari loksi tangkapan, induknya akan mencarinya hingga ke permukiman warga sehingga dapat mengancam keselamatan masyarakat.

Khairi berharap, pemasangan dua perangkap itu membuahkan hasil. Dua harimau yang masih berkeliaran dapat segera tertanggap sehingga konflik antara harimau dengan warga setempat berakhir.

Dia juga mengimbau warga setempat untuk tidak mendekati area perangkap yang kini sudah dipasang. Itu untuk menjaga agar anak harimau yang sebelumnya tertangkap tidak stres dan menjaga keamanan dan keselamatan warga.

Keberadaan tiga ekor harimau Sumatra itu bikin geger dan cemas warga Koto Tabang, Jorong Muaro, Nagari Koto Rantang Batang, Palupuah, Kabupaten Agam. Tak hanya kerap menampakkan diri, hewan dengan nama latin Panthera tigris Sumatrae itu juga memangsa sejumlah ternak warga.

Berdasarkan laporan masyarakat setempat, BKSDA kemudian mengambil langkah memasang perangkap di sejumlah titik. Pada Sabtu, 14 April, satu dari tiga ekor harimau itu berhasil masuk perangkap. (ren)