Menguak Fakta Partai Allah dan Setan Amien Rais di Alquran
- satu jam lebih dekat-tvOne
VIVA – Mantan ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Amien Rais, lagi-lagi melontarkan kata-kata yang memicu kontroversi di masyarakat. Kali ini, Amien menjadi sorotan publik karena mengucapkan kalimat Partai Allah dan Partai Setan di sebuah acara keagamaan yang dihelat di kawasan Mampang, Jakarta Selatan.
Atas ucapannya itu, Amien Rais kini harus berhadapan dengan hukum, sebab Ketua Majelis Kehormatan Partai Amanat Nasional, dilaporkan Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Cyber Indonesia, Aulia Fahmi, ke Polda Metro Jaya. dengan tuduhan menyebarkan ujaran kebencian.
Laporan ini pun diterima Polda Metro Jaya dengan nomor laporan LP/2070/IV/2018/PMJ/Dit.Reskrimsus. Adapun pasal yang disangkakan kepada Amien Rais yakni Pasal 28 ayat (2) Juncto Pasal 45A ayat (2) UU RI No 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU RI No 11 tahun 2008 tentang ITE dan atau Pasal 156 A KUHP.
Tak hanya itu saja, Amien Rais, juga menjadi bulan-bulanan masyarakat pengguna media sosial. Atas pernyataan itu, Amien Rais dianggap telah menjual agama untuk kepentingan politiknya dan kelompoknya.
Sebab, meski tak menyebut secara pasti siapa saja kelompok yang masuk dalam Partai Setan. Tapi, Amien Rais menyebut PAN, PKS dan Gerindra sebagai Partai Allah.
Meski dibully di berbagai media sosial. Namun, banyak juga yang membela Amien Rais, dan menyebut bahwa apa yang dikatakan Amien Rais itu sebenarnya berasal dari ayat-ayat yang ada dalam Alquran.
Dalam perbincangan dengan tvOne dalam program Apa Kabar Indonesia Malam, politikus Partai Amanat Nasional, Drajad Wibowo, menyatakan, bahwa yang dimaksud Amien soal partai itu adalah kelompok yang jauh lebih besar.
Drajad mengatakan, yang terpenting adalah, apa yang dikatakan Amien itu, sebenarnya ada dalam Alquran. Yakni pada Surat Almaidah ayat 56 dan Surat Al Mujadalah ayat 22.
"Ada salah penafsiran, dan tidak dikaitkan dengan partai politik. Seperti di Almaidah tentang kata hizbullah. Yang artinya, dan sesungguhnya pengikut Allah, kelompok Allah dan partai Allah itu yang menang," kata Drajad.
Hal senada juga dilontarkan Wakil Sekretaris Jenderal PAN Saleh P Daulay. "Pak Amien kala itu jelas-jelas diundang untuk memberi tausyiah keagamaan. Sebagai seorang muslim, tentu Pak Amien menjelaskan masalah keagamaan dalam bingkai agama Islam yang bersumber dari Alquran dan Al Sunnah," kata Saleh, Minggu 15 April 2018.
Saleh melanjutkan karena mengutip Alquran, maka sudah jelas sumber hukumnya. Tidak ada lagi perbedaan. Sebab, di dalam kitab suci umat Islam tersebut memang menggolongkan dua kelompok tersebut, yakni pengikut Allah dan setan.
"Karena itu, jika beliau menjelaskan tentang adanya dua kelompok manusia menurut Alquran, ya itu apa adanya. Beliau kan menjelaskan inti sari Surat Al-Mujadalah ayat 19 dan 22. Silakan semuanya membuka surat dan kedua ayat itu. Di sana jelas disebutkan adanya golongan setan dan golongan Allah," kata dia menjelaskan.
Dia kembali menekankan sebagai seorang tokoh, Amien punya kapabilitas untuk mengingatkan jemaahnya sesuai dengan tuntunan Alquran.
"Kalaupun ada menyebut golongan tertentu sebagai golongan Allah, tetapi Pak Amien tidak pernah menyebut golongan lain sebagai golongan sebaliknya. Karena itu, tidak ada niat dan perilaku ujaran kebencian dalam ceramah itu," lanjut Saleh.
Maka dari itu, menurutnya apa yang disampaikan Amien Rais adalah murni mengutip kitab suci. Di mana digolongkan pada dua golongan manusia. Bahkan, lanjutnya, tidak ada tudingan dengan menyebut kelompok lain sebagai golongan setan.
Atas pernyataan-pernyataan di atas, VIVA berusaha menelusuri fakta-fakta dari Surat Almaidah ayat 56 dan Al-Mujadalah ayat 19 dan 22, untuk mengungkap apakah benar ada kalimat Partai Allah dan Partai Setan di dua surat dan tiga ayat dalam kitab suci Alquran.
Seperti dikutip di situs resmi Alquran Kementerian Agama RI tafsir dari Surat Almaidah ayat 56
"Ayat ini merupakan jaminan Allah kepada orang mukmin yang telah menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang mukmin menjadi pemimpin dan penolongnya. Allah menjamin dan menjanjikan kemenangan bagi mereka. Mereka dinamakan "hizbullah", penganut agama Allah yang setia. Pertolongan Allah akan turun kepada mereka, sehingga mereka akan mendapat kemenangan yang paling gemilang"
Sementara tafsir dari Surat Al-Mujadalah ayat 19
"Allah menerangkan sebab-sebab orang-orang munafik di atas dimasukkan ke dalam api neraka adalah karena hati dan pikiran mereka telah dipengaruhi oleh bisikan-bisikan setan, sehingga mereka tidak dapat lagi mengingat Allah, mengikuti perintah dan menjauhi larangan-Nya. Yang baik menurut pikiran mereka ialah apa yang menurut nafsu dan keinginan mereka baik. Oleh karena itu, mereka bersumpah untuk menarik simpati orang lain, seakan-akan yang mereka ucapkan itu adalah suatu kebenaran. Firman Allah: Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama apa (kebohongan) yang mereka ada-adakan. (al-An'am/6: 112) Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa orang-orang munafik yang diterangkan di atas adalah tentara dan pesuruh setan. Mereka berkumpul dan mengadakan perundingan rahasia untuk mengerjakan perbuatan dosa dan menimbulkan permusuhan di kalangan kaum Muslimin. Tujuan mereka melakukan usaha yang demikian adalah untuk menuruti hawa nafsu mereka. Tentara dan pesuruh setan itu adalah orang-orang yang durhaka kepada Allah. Orang-orang yang durhaka kepada Allah pasti akan binasa dan hancur, serta di akhirat akan dimasukkan ke dalam neraka".
Sedangkan tafsir dari Surat Al-Mujadalah ayat 21
“Allah mengingatkan manusia tentang sunah-Nya yang telah ditetapkan di Lauh Mahfudh dan berlaku di sepanjang masa dan di semua tempat. Sunah-Nya itu ialah mengenai ketetapan Allah dan rasul-Nya yang pasti akan mengalahkan setiap orang yang ingkar kepada-Nya. Di antaranya Allah telah menghancurkan kaum Nuh, kaum Lut, kaum Saleh, Fir'aun serta pengikutnya dengan bermacam-macam cara. Kemenangan seperti itu akan diperoleh pula oleh Nabi Muhammad dan pengikut-pengikutnya, dan juga setiap orang yang benar-benar melaksanakan agama Islam dengan sebaik-baiknya. Ini adalah sunatullah yang berlaku bagi hamba-Nya. Allah berfirman: Dan sungguh, janji Kami telah tetap bagi hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) mereka itu pasti akan mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya bala tentara Kami itulah yang pasti menang. (as-saffat/37: 171-173) Pada akhir ayat ini ditegaskan lagi bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak, kuasa menolong rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, dan mengalahkan orang-orang kafir. Tidak seorang pun di langit maupun di bumi yang sanggup melawan kehendak-Nya. Dia sangat mudah melaksanakan kehendak-Nya. Allah berfirman: Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu. (Yasin/36: 82)”.