Asal Usul 'Kuda Troya' di KPK

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang (kanan) didampingi Juru Bicara Febri Diansyah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang, menyebut bahwa perbedaan argumen dan pandangan di lembaganya itu sangat wajar terjadi. Hal tersebut dilontarkan Saut menanggapi masalah balasan e-mail di internal KPK, sebagaimana diungkapkan Direktur Penyidikan KPK, Aris Budiman, beberapa waktu lalu.

"Yang perlu dipahami, bahwa di KPK itu semua pegawai itu punya email, jadi semua dia bisa email ke siapapun mau ketidaksetujuan, perasaannya, berita dukacita dan lain-lain, semuanya ada di email itu," kata Saut ditanyai media di kantornya, Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu, 11 April 2018.

Masalah email ini bermula kala ada pegawai KPK yang memprotes tindakan pimpinan dalam merekrut penyidik. Penyidik dimaksud, sejatinya sudah pernah bertugas di KPK selama 10 tahun, namun statusnya telah dikembalikan ke institusi awalnya yakni Polri.

Pimpinan KPK merasa memerlukan sang penyidik kembali, namun melalui proses tes. Saat tes terjadi, ada pegawai KPK yang memprotes tindakan rekrutmen itu dengan mengirimkan sebuah email yang ditujukan ke semua pegawai KPK, salah satunya Direktur Penyidikan KPK, Aris Budiman.

Aris kemudian membalas email itu, karena pegawai dan beberapa penyidik yang protes itu mulai menyudutkan salah satu institusi dengan menyinggung istilah "Kuda Troya".

Saut menegaskan pimpinan KPK tidak ambil pusing dengan masalah ini. Saut memaklumi tindakan Aris yang marah atas tindakan pegawai-pegawai di KPK. Ia memastikan proses rekrutmen penyidik tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Sebab melalui serangkaian tes, sesuai regulasi yang berlaku.   

"Nah, pertanyaannya adalah kemudian kenapa ini menjadi sensitif? Karena memang menjadi sensitif ketika pengirim (email) tak memahami bahwa sebenarnya inti rekrutmen yang kami lakukan itu sebenarnya keinginan lima pimpinan dan prosesnya sudah berjalan," terang Saut.

"Jadi ada tes, ada psikotes, ada interview dan lain-lain. Nah ini yang mungkin enggak sampai ke pengirim email, sehingga kemudian muncul kata-kata (Kuda Troya) itu dan kemudian Aris (Budiman) sedikit reaktif," imbuhnya.

Saut menambahkan, perbedaan pendapat dan beradu argumen di KPK bukanlah barang baru. Namun Saut memastikan ihwal perbedaan arguman di email ini tidak akan menjadi masalah yang besar. "Jadi sebenarnya tidak ada masalah," tegas Saut.

Sebelumnya, Direktur Penyidikan KPK, Aris Budiman kepada wartawan membongkar ihwal masalah protes lewat email tersebut. Pria berpangkat Jenderal Polisi bintang Satu ini mengaku sempat membalas email yang berisikan protes pegawai KPK dengan menyatakan dirinya adalah "Kuda Troya bagi oknum-oknum yang memanfaatkan kesucian KPK untuk kepentingan pribadi".