Ditanya Soal Kemiskinan, Gus Ipul Seret Nama Pakde Karwo
- VIVA/Rahmad Noto
VIVA – Debat publik Pemilihan Gubernur Jawa Timur antara pasangan calon Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak versus Saifullah Yusuf-Puti Guntur di Gedung Dyandra Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa malam, 10 April 2018, kian sengit. Bahkan saling potong bicara sempat terjadi antara dua paslon.
Mula kali debat sengit terjadi antara Emil Dardak dengan Puti Guntur. Keduanya berdebat sengit soal gizi buruk. Perdebatan berlanjut kala Khofifah diberi kesempatan untuk bertanya kepada Gus Ipul tentang penanganan soal kemiskinan.
Dalam pertanyaannya, Khofifah mengatakan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Jawa Timur meningkat dibandingkan provinsi lain. Tetapi kenapa angka kemiskinan justru masih tinggi, terutama di desa-desa.
"Apa yang sebetulnya telah Gus Ipul lakukan selama jadi wagub sembilan tahun supaya angka kemiskinan di pedesan yang 15,58 persen itu segera bisa dituntaskan," tanya Khofifah ke Gus Ipul.
Gus Ipul mengakui angka kemiskinan di Jawa Timur tidak berseiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai. Itu pertanyaan lawas. "Kenapa itu sampai terjadi? Ada beberapa hal, di antaranya, ini dipahami sampai pada kerak kemiskinan. Yang kedua, pertumbuhan memang tidak merata," katanya.
Gus Ipul lantas menyinggung Gubernur Soekarwo, yang ia dampingi selama dua periode atau sepuluh tahun. "Tentu ini bersama Pak Gubernur. Saya sebagai wakilnya belum sepenuhnya bisa berbuat sesuatu. Tetapi saya ingin mengatakan, kalau ingin mengatasi kemiskinan di desa, sektor pertanian harus diberdayakan," ucapnya.
Khofifah lantas menimpali, "Saya pernah menjadi Menteri Sosial, sistem koordinasi penanggulangan kemiskinan di daerah-daerah itu wakil kepala daerah. Ketua tim koordinasi penanggulangan kemiskinan itu wakil gubernur, wakil bupati/wali kota. Karena itu saya ingin mendapatkan penjelasan, selama sembilan tahun jadi wakil gubernur apa yang sudah dilakukan?"
Gus Ipul mengakui apa yang disampaikan Khofifah itu. Bila di pusat, tandas dia, koordinasi penanggulangan kemiskinan ialah wakil presiden. "Kalau saya ditanya sebagai ketua tim koordinasi penanggulangan kemiskinan, tentu ini tidak bisa mandiri karena masih ada gubernur. Wakil gubenur tidak bisa berjalan sendiri," ucapnya.
Hingga debat publik selesai, tidak ada gagasan dan program yang betul-betul baru sebenarnya disampaikan masing-masing paslon. Semuanya telah disampaikan sejak awal sosialisasi dan kampanye dilakukan. Kesan dominan pada debat pertama ini ialah saling serang mental antara dua paslon berlawanan.