Haris Azhar: Indonesia Sudah Bubar sebagai Bangsa

Pegiat hak asasi manusia (HAM), Haris Azhar.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Pegiat hak asasi manusia Haris Azhar menyebut bahwa sebagai bangsa Indonesia sudah bubar. Jadi tak perlu menunggu 2030 untuk bubar.

Pernyataan tersebut disampaikan Haris dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa malam, 10 April 2018. Menurut Haris, banyak problem bangsa yang tak diselesaikan secara substantif. Ia merujuk pada kasus 8.000-an karyawan Freeport yang dipecat dan hingga kini tak jelas nasibnya.

"Masih banyak kasus-kasus lain yang terkait dengan kepentingan rakyat dan itu tidak selesai. Kasus Novel Baswedan sudah satu tahun dan tak selesai. Begitu juga kasus mereka yang hilang, ditembak, yang terjadi 20 tahun lalu," ujarnya.

Bagi Haris, pertarungan kekuasaan di Indonesia sudah tidak menarik karena yang dibicarakan hanya hal-hal dangkal semacam siapa yang lebih tegas, lebih santun, lebih tenang, atau hasil survei siapa yang tertinggi.

"Tak ada yang bicara lebih dari itu. Perang politik saat ini hanya bersaing tentang siapa yang layak. Tapi bukan bicara apa yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah bangsa," ujarnya menegaskan.

Padahal, menurutnya, tak ada pembicaraan untuk mengatasi masalah bangsa menjadi indikasi negara ini tak punya tujuan.

Mantan Koordinator Komisi Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KonTras) menjelaskan, kebohongan yang ada di level negara saat ini sudah sangat memuakkan. Menurutnya, kondisi ini terjadi pada pemerintah atau yang berada di posisi, juga terjadi di kelompok oposisi.

Bagi Haris, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Lokataru, pendukung Gerindra dan Prabowo saat ini tak mau bicara HAM, Jokowi pun. “Ngga ada niat meluruskan apa yang penting buat bangsa ini. Jadi sama saja,” katanya.

Haris meminta pendukung Prabowo dan Jokowi untuk menyudahi perdebatan, sebab masalah negara adalah masalah kontinuiti. Seluruh presiden yang pernah menjabat adalah penerus. Jadi, ia menyarankan, jika Prabowo ingin menjadi presiden, sebaiknya duduk bareng bersama Jokowi untuk memetakan permasalahan bangsa ini dan mencari solusinya. Biar sama-sama jelas, bahwa banyak masalah bangsa yang lebih substansi yang belum selesai.