Polri Sudah Kantongi Bos Sindikat Penyelundup 1,6 Ton Sabu

Barang bukti Sabu 1,6 Ton di Batam.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M N Kanwa

VIVA – Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri dan Kepolisian China bekerja sama untuk mengungkap tuntas sindikat penyelundupan sabu 1,6 ton sabu. Dari kerja sama ini, identitas pengendali hingga bos sindikat itu telah teridentifikasi.

"Kami periksa, malah hasil pemeriksaan kami dikaburkan (oleh empat tersangka). Begitu Kepolisian China datang, mereka (para tersangka) takut sama Polisi China. Diperiksa, diskusi, catat, diartikan, kebuka semua (informasinya). Sampai kami tahu transporternya, pengendalinya siapa, bosnya siapa," ujar Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Brigjen Pol Eko Daniyanto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis 29 Maret 2018.

Eko mengatakan, kedatangan Kepolisian China untuk mencari informasi terkait penangkapan berton-ton sabu di Indonesia. Eko kemudian mempersilakan mereka mewawancarai empat ABK kapal KM 61870 MV Min Lian Yu Yun pembawa 1,6 ton sabu, yaitu Tan Mai (69), Tan Yi (33), Tan Hui (43) sebagai nakhoda, dan Liu Yin Hua (63).

"Ada bantuan dari China, mulai terbuka (sindikatnya). Kami minta bantuan, pertama sharing info, kedua, kami sama-sama melakukan pemeriksaan manakala nanti ada temuan-temuan yang belum kami ketahui, tolong di-share ke kami," kata Eko.

Eko menjelaskan, saat ini kepolisian China sedang berupaya menangkap pengendali dan bos sindikat 1,6 ton sabu. Setelah dua target operasi itu ditangkap, lanjut Eko, Kepolisian China akan mengabari siapa orang yang berperan penerima dan mengendalikan 1,6 ton sabu itu di Indonesia.

"Pengendali dan bosnya bukan di Indonesia. Sudah diketahui namanya, di mana posisinya pengendali dan bosnya. Dia (Kepolisian China) bilang kalau mereka pulang, mereka langsung bekerja mengejar pengendali dan bosnya. Kami tunggu pengendali dan bos di sana ditangkap polisi China, nanti mereka akan kabari kami, di sini orangnya siapa yang menerima," kata Eko.

Mantan direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya ini memastikan, sindikat sabu 1,6 ton yang diungkap berbeda jaringan dengan sindikat 1 ton sabu yang ditangkap pihak TNI Angkatan Laut dan Badan Narkotika Nasional (BNN).

"Beda. Packaging-nya saja beda. Kalau packaging-nya sama, ada kemungkinan. Yang AL, dia (kemasannya) model kayak plastik putih bening, kotor lagi. (Kemasan sabu sindikat 1,6 ton) Ini bersih, rapi, dikemas hijau muda, kemasan green tea," ujar Eko.