Wisata Puncak Lumpuh, 80 Persen Pesanan Batal
- VIVA.co.id/Ayatullah Humaeni
VIVA – Setelah akses jalan raya puncak lumpuh diterjang longsor, wisata di kawasan puncak Ciloto, hingga Cianjur, Jawa Barat, mengalami penurunan drastis. Lebih dari 80 persen pengunjung membatalkan pesanan di lokasi wisata.
"Ya omzet menurun 80-90 persen. Banyak pesanan kami, cancel. Ada pembatalan pemesanan dan kondisi ini sangat menurun," kata Supervisor Melrimba Garden Kitchen, Indris Suwarna, ditemui VIVA di Jalan Raya Puncak KM 87 Cisarua, Bogor, Kamis 29 Maret 2018.
Idris mengatakan, jika dilihat lokasi, Melrimba masih sangat jauh dari titik longsoran. Oleh karenanya, seluruh manajemen berharap agar kepolisian dapat menggeser lokasi penutupan. Dari lokasi semula di Gunung Mas, menuju tugu perbatasan.
"Kami berharap tidak ada longsoran dan secepatnya selesai diatasi. Kami berharap digeser karena lokasi kami masih sangat jauh dari lokasi longsor," katanya.
Selain lokasi wisata, kata Idris, keluhan juga disampaikan para pedagang kaki lima (PKL) yang biasa menunggu pembeli di sekitaran restoran. Selama ini lokasi wisata mengandalkan roda empat dan roda dua.
Rata-rata, lebih dari 50 persen pengunjung yang memesan berasal dari Jakarta. Sebaliknya, kata dia, pengunjung dari arah Cianjur juga tidak bisa masuk.
"Omzet kami selain restoran, ada ke taman bunga yang saat ini mati total, menurun 80 persen," keluh Idris.
Polisi menutup jalur puncak dari pintu masuk gunung mas.
Kapasitas lokasi itu lebih dari 1.000 pengunjung. Penurunan dilihat dari jumlah pada hari libur biasa yang selalu padat. "Pemesan restoran, 80 persen menurun dari kapasitas 200 orang," ucapnya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor, Budi Sulistiyo mengatakan, penutupan berdampak langsung pada sektor pariwisata. Untuk mengantisipasi menurunnya wisatawan, PHRI Bogor menggelar pertemuan dengan PHRI Cianjur, di resort Puncak Pass.
"Restoran dari Cianjur ke Ciloto banyak sekali, namun ditutupnya di simpang kota. Sangat jauh. Dan di Bogor ditutup di Gunung Mas. Dari lokasi ini ke lokasi longsor banyak sekali restoran dan wisata sehingga sangat pengaruh juga. Bisa jauh sekali penurunannya," kata Budi.
Budi menambahkan, PHRI juga menyayangkan penutupan yang jauh dari lokasi longsor. Seharusnya, penutupan dilakukan di titik Puncak Pass. Misalnya tugu perbatasan Kabupaten Bogor dan Ciloto Cianjur sehingga aktivitas wisata aksesnya tidak melebihi atau melewati lokasi penutupan longsor.
Dengan demikian, lanjut dia, jalur wisata ini bisa kembali hidup. Tak hanya lokasi hotel dan resort, kata Budi, PKL yang hanya saban pekan menanti wisatawan mendapatkan hasil pembelian dari wisatawan.
"Persentase penurunan sedang kami kaji. Tadi kami sudah survei ke sana memang penutupan itu berada di Gunung Mas. Nah ini bisa enggak sih ke Cianjur transit di Puncak Pass atau tidak, karena di sana ada angkutan kota," tuturnya.
Pantauan VIVA di lokasi saat ini, lalu lintas menuju puncak hanya dilalui roda dua. Sementara itu, roda empat dan kendaraan besar lainnya diputarbalikkan di titik penutupan Gunung Mas.