Novanto Sempat Tanya ke Pramono soal Uang dari Made Oka

Terdakwa kasus korupsi pengadaan KTP elektronik, Setya Novanto (kiri)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarok A

VIVA – Terdakwa kasus dugaan korupsi e-KTP, Setya Novanto, mengaku pernah mengonfirmasi adanya penerimaan uang kepada Pramono Anung. Novanto menyebut elite parpol yang duduk di DPR periode 2009-2014 menerima uang sebesar US$500 ribu.

Dia mengatakan sekitar tiga bulan lalu menanyakan langsung kepada Pramono dalam suatu acara di Solo, Jawa Tengah.

"Kepada Pak Pramono. Penasaran saya tanya. Itu lu ada masalah sama Oka, hati-hati. Katanya pakai nama lu betul enggak?" kata Novanto mengulang percakapannya dengan Pramono saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis, 22 Maret 2018.

Kata Novanto, saat itu Pramono hanya menjawab tak mengenal apalagi mengetahui ada uang yang diberikan kepadanya.

Menurut dia, pemberian uang itu diberi tahu oleh seorang pengusaha yang kini juga berstatus tersangka proyek e-KTP, Made Oka Masagung.

"Lalu dijawab (Pramono), Yang mana, ya? Nanti gue inget lagi, di Jakarta kita ngobrol," ujar Novanto.

Hakim sempat mempertanyakan, apakah pengetahuan Novanto ini juga ditanyakan kepada anggota DPR lain yang disebut menerima uang.

Novanto menjawab, ia belum sempat menanyakan hal tersebut, baik kepada Puan Maharani ataupun anggota Dewan lainnya saat informasi tersebut diberitahu kepadanya.

"Belum sempat tanya," kata Novanto.

Lalu, Hakim bertanya lagi soal pemberian dalam bentuk pecahan mata uang. Meski sempat ragu, Novanto menjawab uang yang diberikan kepada Puan, Olly Dondokambey dan Pramono Anung dalam bentuk pecahan mata uang asing.

"Kalau tidak salah US Dollar," kata Novanto.

Novanto meminta hakim untuk mengonfirmasi langsung kepada terdakwa yang sudah divonis, Andi Narogong.

"Iya saya ragu-ragu. Menurut pendapat saya (uang dolar juga) singapura dolar. (Nanti) Bisa langsung dikonfirmasi ke saudara Andi," kata Novanto melanjutkan.

Selain politisi PDI P, nama-nama lain yang disebutkan Novanto juga menyasar nama lain fraksi besar di parlemen. Mereka adalah Mirwan Amir (F-Demokrat), Melchias Marcus Mekeng (F-Golkar), Tamsil Linrung (F-PKS), Arif Wibowob (F-PDIP), Ganjar Pranowo (F-PDIP) dan Jafar Hafsah (F-PDemokrat).

Novanto menyebut semua masing-masing mendapatkan US$ 500 ribu dengan total US$ 3,5 juta.

"Yang menyerahkan kepada anggota Dewan katanya si Irvan," ujar Novanto.