Nasabah Mandiri Ini Malah Girang Rekeningnya Kena Skimming
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Pria ini meminta disebutkan inisial saja, A. Jurnalis salah satu televisi swasta lokal berbasis di Surabaya, Jawa Timur, itu adalah nasabah Bank Mandiri, salah satu korban skimming. Tapi A sedikit girang. Dia selamat. Uangnya tak berhasil dicuri pembobol karena saldo tak mencukupi.
A bercerita, pada Rabu pekan lalu, 14 Maret 2018, dia menerima telepon dari nomor berkode Jakarta, 021, tetapi tidak terjawab. Pada Minggu, 18 Maret 2018, telepon dengan nomor sama menghubungi dan dia terima. "Telepon dari Bank Mandiri Jakarta," katanya kepada VIVA pada Senin, 19 Maret 2018.
Si peneelpon dari Bank Mandiri itu rupanya mengonfirmasi soal adanya penarikan uang dari Malaysia tapi gagal. A merasa tidak melakukan penarikan uang, apalagi dari Malaysia dan ia sampaikan itu. Si penelepon lantas menyarankan A agar mengurus pemblokiran rekening di kantor Bank Mandiri terdekat.
A menjelaskan, saldo terakhir rekening miliknya Rp2 juta. Si pembobol hendak menarik uang dengan nominal lebih dari saldo terakhir, sehingga gagal. A mengaku lega karena uangnya masih tersimpan aman. Ia sudah memblokir rekeningnya. "Uang saya aman, enggak sampai ketarik," ujar sembari senyam-senyum.
Uang A aman, tetapi tidak dengan beberapa teman sekantornya. Nanang Purwono, Wakil Pemimpin Redaksi JTV, di antaranya. Ia tidak semujur A karena skimmer berhasil merogoh uangnya di rekening Mandiri sebesar 200 ringgit Malaysia. Kalau ditukar dengan nilai rupiah, Nanang mengaku merugi sekira Rp700 ribu.
Nanang tahu rekeningnya mentransfer sendiri ke Malaysia sebesar 200 ringgit setelah dikonfirmasi pihak Bank Mandiri dari Jakarta pada Sabtu sore, 17 Maret 2018. "Pihak Mandiri sifatnya konfirmasi apakah saya menarik uang seratus ribu sekitar jam delapan pagi, saya bilang iya untuk keperluan membeli token listrik," kata Nanang.
"Lalu saya ditanya lagi, apakah pada jam sebelas melakukan pengiriman uang ke Malaysia sebesar 200 ringgit atau Rp716 ribu, saya bilang tidak karena memang tidak melakukan pengiriman uang ringgit. Pihak bank lalu menyampaikan bahwa rekening saya diblokir dan untuk pengurusan dipersilakan ke kantor Bank Mandiri setempat," kata Nanang.
Kabar skimming itu pun menyebar cepat. Banyak karyawan sekantor dengan Nanang dan A pun berbondong-bondong ke KCP Mandiri Graha Pena mengurus pemblokiran atau sekadar mengecek. Beberapa di antaranya sudah jadi korban dan uangnya terdebet sendiri. "Kalau saya tadi pihak bank berjanji akan mengembalikan dua hari kemudian," ujarnya.
Mesin ATM milik Bank Mandiri di halaman depan Gedung Graha Pena Jalan A Yani Surabaya diduga jadi penyebab sejumlah nasabah jadi korban. Pelaku diduga memasang peralatan pengkopi data atau skimmer. Petugas Bank Mandiri pun sigap dan memeriksa ATM yang dicurigai terpasang peralatan pembobol data nasabah itu.