Bukti Baru Lamuri Kerajaan Islam Terbesar di Asia Tenggara
VIVA – Tim peneliti asal Aceh dan Malaysia menemukan bukti baru yang memperkuat dugaan bahwa Kerajaan Lamuri merupakan kerajaan Islam terbesar di Asia Tenggara. Bukti sejarah yang ditemukan yakni berupa artefak berusia lebih kurang 700 tahun.
Menurut Ketua Tim Ekskavasi Penelitian Situs Lamuri dari Aceh, Dr Husaini Ibrahim, artefak itu ditemukan di lokasi penggalian di Desa Lamreh, Kecamatan Masjid Raya. Kabupaten Aceh Besar.
"Temuan dari hasil penggalian adalah keramik dan tembikar dalam keadaan pecahan-pecahan kecil. Dari hasil analisis, artefak tersebut telah berumur lebih kurang 700 tahun lalu," kata Husaini kepada wartawan di lokasi penggalian di Bukit Lamreh, Aceh Besar, Aceh, Minggu, 18 Maret 2018.
Selama penelitian, kata dia, salah satu temuan yang paling penting ialah sebuah mangkuk yang dibuat dari keramik. Ketika ditemukan posisinya terbalik dan masih utuh.
Keramik ini ditemukan pada kedalaman 50 sentimeter di bawah tanah. Dari hasil analisis diketahui keramik ini diproduksi dari Vietnam pada abad ke-14 dan 15 Masehi.
Dia menambahkan, selain keramik Vietnam, tim juga menemukan keramik China yang diproduksi pada masa Dinasti Song Selatan dan Yuan, atau abad ke-13 Masehi.
"Keramik dan tembikar ditemukan dalam keadaan pecahan-pecahan kecil. Ada yang bisa direkonstruksi dan ada yang tidak bisa direkonstruksi bentuknya," katanya.
FOTO: Pecahan keramik berusia 700 tahun yang ditemukan di bekas Kerajaan Lamuri.
Husaini memastikan hasil penemuan di kawasan situs Kerajaan Lamuri ini dapat dipertanggungjawabkan. Karena ekskavasi yang mereka lakukan berstandar internasional.
"Semua data di-record secara sistematis. Kita selama ini hanya mengatakan bahwa Lamreh adalah pusat Kerajaan Lamuri. Namun tidak memiliki bukti kuat. Kini kita menjumpai keramik ini, dari hasil penggalian yang menegaskan bahwa di Lamreh merupakan pusat Kerajaan Lamuri," ujarnya.
Pernyataan ini juga dipertegas temuan ratusan batu nisan di situs ini yang diperkirakan milik raja-raja Lamuri. Temuan ini akan menjadi sumber utama bahwa Aceh di bawah Kerajaan Lamuri telah menjalin hubungan bilateral dengan negara-negara luar seperti China, Vietnam, Thailand, India dan juga negeri-negeri Arab sejak ratusan tahun silam.
Ribuan pecahan keramik yang tersebar di atas permukaan tanah memberi gambaran betapa besarnya perdagangan yang telah wujud di Lamreh pada abad ke-13 sampai 15 Masehi.
"Suatu saat nanti kita harap pemerintah dapat menetapkan Lamreh sebagai situs cagar budaya yang dilindungi," ujarnya.
Sementara itu, menurut Direktur Pusat Penyelidikan Arkeologi dari University Sains Malaysia, Prof. Dato’ Dr. Mokthar Saidin, pihaknya melakukan penelitian untuk mencoba mencari bukti lain yang masih banyak belum terungkap.
"Di tempat pengalian (ekskavasi) ini kita sudah menemukan bukti kuat bahwa pada abad ke-15 lalu ada suatu perdagangan yang sudah besar di lokasi ini (Lamreh)," ucapnya.
Menurutnya, kawasan Lamuri merupakan Kerajaan terbesar Islam di Asia Tenggara. Maka dari itu, ia meminta Pemerintah Indonesia agar menjadikan situs sejarah Lamuri sebagai tempat penelitian Arkeologi. "Situs ini layak dijadikan sebagai Galeri Arkeologi Islam," ujarnya. (ase)