Korban Saldo BRI Berkurang Misterius Bertambah Banyak
- Pixabay/Geralt
VIVA – Nasabah Bank Rakyat Indonesia atau BRI yang saldonya berkurang secara misterius di Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur bertambah banyak. Awalnya cuma 33 nasabah, kini menjadi 87 nasabah. Kepolisian menyebut, sangat mungkin jumlah korban akan terus bertambah.
Informasi yang diperoleh dari Kepolisian menyebutkan, yang terdata sementara para korban adalah nasabah BRI Unit Ngadiluwih sebanyak 33 orang dan Unit Purwokerto sebanyak 54 orang. Dua kantor unit BRI itu berada di Ngadiluwih. BRI telah memblokir rekening semua korban.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera, membenarkan soal bertambahnya jumlah korban itu. "Dan sangat mungkin bertambah lagi. Bisa ratusan korbannya, karena kasus ini sistem (BRI) yang diganggu," ujarnya saat dihubungi VIVA, Rabu, 14 Maret 2018.
Tim dari Subdit Perbankan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim telah berada di Kediri guna membantu menyelidiki. Selain polisi, tim dari BRI juga bergabung mengungkap apa yang sebetulnya terjadi. "Dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) juga turun," kata Kepala Polres Kediri, Ajun Komisaris Besar Polisi Erick Hermawan, dikonfirmasi terpisah.
Dia menjelaskan, dua kemungkinan penyebab uang para korban di BRI terdebet sendiri. Bisa jadi karena adanya tindakan kejahatan skimming atau peretasan sistem informasi teknologi BRI, sehingga data nasabah dikendalikan oleh oknum tidak bertanggung jawab. "Tapi kalau skimming kecil kemungkinan," ujar Erick.
Dugaan kejahatan perbankan menimpa puluhan nasabah BRI di Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Uang mereka tiba-tiba berkurang masing-masing antara Rp500 ribu hingga Rp10 juta.
Korban menerima laporan transaksi melalui pesan singkat, padahal tidak melakukan transaksi apa pun. Transaksi misterius itu terjadi dalam rentang 10-11 Maret 2018. Korban dan nasabah yang khawatir lantas mengajukan pemblokiran rekening. (mus)