Kawasan Cagar Budaya Sawahlunto Diusulkan Jadi Warisan Dunia
- VIVA.co.id/Andri Mardiansyah
VIVA – Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat mengusulkan kawasan cagar budaya seluas 89,7 hektare yang ada di daerahnya, diakui The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan dunia.
Dari seluruh kawasan yang terdata itu, Kawasan Desa Salak merupakan kawasan inti karena memiliki makna yang universal dan bernilai tinggi karena produksi batu bara di Sawahlunto.
Pengusulan 89,7 hektare kawasan cagar budaya ke UNESCO tersebut mencangkup peristiwa sejarah yang bernilai tinggi. Kemudian juga ada pemetaan kawasan inti, kawasan penyangga dan kawasan pengembangan.
Sebagai informasi, pengusulan kawasan cagar budaya ke UNESCO ini sudah dimulai sejak tahun 2015 silam. Dan, 26 Januari 2018 lalu dokumen pengusulan kawasan cagar budaya tersebut telah diterima oleh Ditjen Pendidikan dan Kebudayaan.
"Kemudian pada 29 Januari 2018, dokumen itu sudah final sesuai hasil koreksi," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman Kota Sawahlunto Hendri Thalib dikutip dari keterangannya, Senin 5 Maret 2018.
Selama kurun waktu sejak diusulkan lanjut Hendri, sudah dilakukan evaluasi dan perbaikan sesuai dengan permintaan dan syarat dokumen yang harus dilengkapi. Kemudian, didukung dengan kemampuan untuk melengkapi data dan dokumen sesuai dengan kebutuhan.
"Pada September 2017 lalu kita diminta kembali untuk melengkapi data dan dokumen yang dibutuhkan. Kemudian pada November 2017 keluar hasil evaluasi untuk melengkapi data dan dokumen yang diperlukan. Data itu melengkapi data rel kereta api dalam bentuk foto hingga Teluk Bayur," tambahnya.
Seperti diketahui, Kota Sawahlunto yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1888 telah berkembang menjadi kota wisata tua yang multi etnik. Bahkan hingga saat ini, juga menjadi salah satu kota tua terbaik di Indonesia.
Selain banyak berdiri bangunan-bangunan tua peninggalan pemerintah Hindia Belanda, juga terdapat lubang tambang yang kemudian menjadi daya tarik wisatawan. Lubang tambang tersebut yakni Mbah Suro.
Sebagian kawasan saat ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat dalam rangka mendorong kemajuan pariwisata dan mencanangkan Sawahlunto menjadi kota wisata tambang yang berbudaya.