Kuburan Massal Korban Tsunami Aceh Dipindahkan
- VIVA/Dani Randi.
VIVA - Sekitar 60 jenazah korban Tsunami Aceh 2004 silam yang terletak di kuburan massal di Desa Mireuk Taman, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Aceh, digali dan dipindahkan, pada Sabtu sore, 3 Maret 2018. Penggalian itu dibantu dengan alat berat.
Tanah yang dijadikan lokasi kuburan massal itu awalnya milik warga Mireuk Taman. Rencananya, di lokasi itu akan dibangun masjid. Sedangkan kuburan massal itu tepat berada di pinggir jalan dan sangat dekat jaraknya dengan perumahan warga.
Ketua Pelaksana pemindahan kuburan, Zamri Arafat mengatakan, semua kerangka dari lokasi tersebut dipindahkan ke kuburan umum Desa Miruek Taman. Semua kerangka berbalut plastik hitam dikumpulkan satu per satu dan selanjutnya dikafankan secara Islami.
"Biar tidak berserakan, kami pindahkan ke tempat pemakaman umum. Ini juga masih ada yang masih utuh dan ada yang tinggal tulang belulang," katanya.
Dari penggalian itu juga banyak ditemukan identitas jenazah yang masih utuh. Seperti atas nama Muslim SR, warga komplek Mutiara Cemerlang, Kajhu Aceh Besar. Kemudian, Anwar A Rahman, warga Lorong Musalla Nomor 5, Kopelma Darussalam, Banda Aceh, pekerjaan guru. Sebagiannya sudah tidak terbaca.
Zamri mengatakan, pihaknya belum berencana untuk menghubungi keluarga jenazah. Sebab, akan memperlambat proses penguburan. Apalagi jenazah korban tsunami itu sudah 13 Tahun. Dan sulit untuk mengidentifikasi keluarganya kembali.
Sementara yang memiliki identitas, akan dikuburkan sesuai nama dan alamat. Sehingga, kata dia, jika nanti ada yang merasa keluarga jenazah bisa langsung mendatangi kuburannya yang baru. "Yang punya identitas pun demikian. Kita akan kuburkan sesuai nama yang ada di identitas. Ini juga agar mempermudah jika ada keluarga jenazah yang mencari tau lokasi penguburannya," katanya menjelaskan.
Ia menceritakan, dulunya korban tsunami ini dikuburkan oleh aparat di berbagai titik. Namun, yang digali ini yang jumlahnya cukup banyak. Rata-rata jenazah, mereka yang baru menetap di desa setempat. Apalagi daerah itu, dulunya deket dengan pinggir pantai.
"Kita berupaya untuk mengumpulkan di satu tempat, agar tidak terpisah-pisah," katanya.
Pantauan VIVA di lokasi, selain identitas dari kantung plastik jenazah itu juga ada ditemukan perhiasan emas jenazah yang masih utuh. (mus)