Cerita di Balik Penyergapan Kapal Pembawa 1 Ton Sabu
- ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
VIVA – Terbongkarnya peredaran sabu seberat satu ton yang diangkut melalui kapal Sunrise Glory di Batam, ternyata punya sedikit cerita yang mengesankan bagi Ketua DPR Bambang Soesatyo. Bambang mengaku baru pertama kali ikut kegiatan tersebut selama diangkat menjadi pimpinan dewan.
Diketahui, kapal MV Sunrise Glory disergap KRI Sigurot-864, Rabu 7 Februari 2018, di Perairan Selat Philips. Setelah diperiksa, diketahui kapal Sunrise Glory merupakan target operasi TNI AL yang diberikan ke Armabar di Guskamlabar. Dari pemeriksaan muatan kapal, TNI AL menemukan satu ton sabu.
Bambang menceritakan awal mula dia diajak untuk berangkat ke Batam, melihat pengungkapan sabu satu ton. Dia menerima pesan dari ajudan Panglima TNI, yang mengundangnya kunjungan kerja bersama dengan Kepala BNN, Komjen Pol Budi Waseso, Kapolri Jenderal Tito Karnavian beserta jajaran utamanya ke Batam.
Ajudan tersebut menjelaskan bahwa Panglima akan melihat langsung hasil penyergapan anak buahnya atas Kapal MV Sunrise Glory yang membawa satu ton sabu.
“Undangan mendadak itu merupakan kehormatan besar bagi DPR melihat langsung kerja sama TNI, Polri, BNN, dan Bea Cukai dalam memerangi sindikat narkoba,” ucap Bambang, Kamis 22 Februari 2018.
Pesan undangan dari mantan Sekretaris Militer Presiden dan Irjen Kementerian Pertahanan ini ingin menunjukkan hasil sinergi TNI, Polri, BNN dan Ditjen Bea Cukai.
“Selain itu, Panglima TNI juga ingin memberi pesan kepada segenap masyarakat bahwa TNI tidak pernah tinggal diam ketika Indonesia sudah dijadikan pasar tujuan penyelundupan sabu oleh sindikat narkotika internasional,” ujarnya.
Menurut Bambang, sebelum tiba di Batam, dia sempat berbincang dengan Panglima TNI, Kepala BNN, Budi Waseso (Buwas), Kabareskrim Komjen Pol Ari Dono yang mewakili Kapolri, Kabais TNI dan beberapa jajaran petinggi TNI AL.
“Kepala BNN Buwas bercerita hampir saja tangkapan tersebut lepas karena petugas lapangan yang dipimpin Panglima Armada Barat TNI AL dan Deputi Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal Pol Arman Depari terkecoh dengan kepiawaian para penyelundup menyembunyikan puluhan kardus berisi kristal sabu tersebut,” ucap dia.
Selama penerbangan, kata Bambang, Panglima TNI dan Kepala BNN memberi penjelasan tentang daerah rawan penyelundupan narkoba, serta bagaimana Polri dengan TNI mengantisipasi ancaman itu.
Buwas menceritakan, lembaganya mendapat informasi dari intelijen China bahwa sedikitnya ada lima ton sabu yang memasuki perairan Indonesia.
Jika kalau sekarang ini tertangkap 1,6 ton dan sebelumnya satu ton, berarti masih ada sekitar 2,4 ton yang belum terdektesi dan tertangkap.
“Marsekal Hadi (Panglima) menegaskan, negara harus all out memerangi kecenderungan ini. Sebab, pada gilirannya, ketahanan nasional yang akan menjadi taruhannya. Karena itu, militansi generasi muda jangan sampai digerus oleh narkoba,” kata dia.