Nestapa Honalisa Jemaah Abu Tour, Jual Rumah demi Umrah

Honalisa, seorang di antara ribuan calon jemaah umrah, mendatangi kantor perwakilan perusahaan Abu Tour di Palembang, Sumatra Selatan, pada Jumat, 9 Februari 2018.
Sumber :
  • VIVA/Aji YK Putra

VIVA – Honalisa, seorang di antara ribuan jemaah perusahaan jasa perjalanan umrah Abu Tour, hampir kehilangan harapan untuk pergi ke Tanah Suci. Dia dan suaminya sudah menjual rumah untuk membayar biaya umrah kepada Abu Tour tapi keberangkatannya tak jelas sampai sekarang.

Janji dari manajemen untuk memberangkatkan Honalisa dan suaminya pun kini tinggal janji belaka. Padahal mereka sudah mendaftar sejak April 2017. Dia tak juga menemukan titik terang soal keberadaan para petinggi Abu Tour.

Perempuan paruh baya itu mendatangi kantor perwakilan Abu Tour di Jalan Inspektur Marzuki, Kecamatan Ilir Barat 1 Palembang, Sumatera Selatan, pada Jumat, 9 Februari 2018. Dia bermaksud menanyakan kepastian keberangkatan umrahnya. Tapi jangankan ditemui petinggi perusahaan itu, seorang pun karyawan tak ada. Bahkan kantor Abu Tour sudah dipasangi garis polisi.

"Saya sudah jual rumah Rp350 juta demi impian bisa umrah sama suami. Tapi setelah uang saya setorkan Rp36 juta untuk dua orang, sampai sekarang tak ada kepastian untuk berangkat," kata Honalisa.

Dua hari lalu, Honalisa mengaku sempat ditelepon oleh seorang yang mengaku manajemen Abu Tour. Si penelepon memintanya melengkapi berkas keberangkatan bersama suaminya. Setelah berkas itu dilengkapi, tak ada kabar lagi soal keberangkatan.

"Nomor yang menghubungi saya itu tidak aktif lagi. Makanya saya datang ke sini. Ternyata kantornya sudah disegel," ujarnya.

Honalisa berharap manajemen Abu Tour memenuhi janji mereka untuk memberangkatkan para jemaah ke Tanah Suci. Dia merasa dizalimi ketika niat suci beribadah malah seolah dipermainkan. Bahkan tak seorang pun dari manajemen yang menemuinya sekadar untuk memberikan penjelasan.

Pengamanan

Aparat memang telah memasang garis polisi di kantor Abu Tour. Tetapi itu sebenarnya bukan penyegelan, melainkan sekadar bentuk pengamanan untuk mencegah aksi perusakan oleh mereka yang kecewa.

"Hanya untuk mengamankan lokasi kantor. Pemasangan itu (police line) bukan karena sudah masuk ranah hukum atau penyidikan," kata Kepala Kepolisian Resor Kota Palembang, Komisaris Besar Polisi Wahyu Bintono Haribawono.

Pengamanan itu, kata Wahyu, memang atas permintaan manajemen Abu Tour dan bukan berarti disegel sebagai bagian dari penyidikan perkara. Satu regu dari Polresta Palembang sudah disiagakan untuk mengantisipasi kericuhan atau semacamnya.

Sejauh ini tak ada keributan di kantor itu. Warga yang datang hanya bermaksud menanyakan kepastian keberangkatan pergi umrah. Polisi pun belum menerima laporan resmi tentang keluhan calon jemaah umrah itu. "Saya sarankan apabila ada yang dirugikan segera melapor," katanya.

Polisi sebenarnya sudah mencoba mengonfirmasi secara lisan melalui telepon kepada manajemen Abu Tour tentang keluhan sejumlah warga. "Abu Tour memastikan tetap akan memberangkatkan jemaah," kata Kepala Polsek Ilir Barat I Palembang, Komisaris Polisi Masnoni.

Polsek Ilir Barat I telah membuka posko pengaduan untuk warga yang merasa dirugikan oleh Abu Tour. Tetapi sejauh ini belum ada satu pun yang melapor.