Kapolri Ungkap Motif Penyebaran Video 'NU-Muhammadiyah'

Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Irwandi Arsyad.

VIVA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut ada motif politik di balik tersebarnya video pidato dirinya yang akhirnya menuai polemik. Tito mengibaratkan hal tersebut sebagai permainan catur dan tidak ingin masuk
dalam permainan orang lain.

"Motifnya juga enggak jauh-jauh arahnya ke politik politik juga," kata Tito usai pertemuan dengan DPP Syarikat Islam Indonesia (SII) di Kantor DPP SII, Jalan Latumeten, Jelambar, Jakarta Barat, Selasa 6 Februari
2018.

Tito mengaku, dirinya sudah mendapatkan asal muasal video pidato itu, termasuk pihak yang mengedit dan menyebarkannya. Namun Tito enggan menyebutkan lebih rinci.

"Kami sudah tahu siapa, dari mana asalnya (video) itu, siapa yang viralkan," ujar Tito.

Dalam pertemuan, Ketua Umum SII Hamdan Zoelva menyarankan agar video utuh pidato Tito berdurasi 2 jam diunggah untuk menjawab polemik tersebut. Namun Kapolri merasa tidak perlu melakukan klarifikasi dengan mengunggah video dengan durasi utuh itu.

"Saya pikir tak perlu lagi. Nanti akan jadi 'gorengan' baru," ujarnya.

Lebih lanjut, ia pun tidak ingin memperpanjang permasalahan ini. "Masalah video itu clear and clean. 14 ormas kasih tahu Presiden, Menko Polhukam, Mendagri, Menag, bahwa udah selesai," katanya.

Sebelumnya, Tito mengatakan dalam video yang beredar, hanya NU dan Muhammadiyah yang berperan dalam proses berdirinya Indonesia di masa lalu. Ormas Islam lain justru disebut Tito kerap berupaya meruntuhkan NKRI.

Pernyataan yang disampaikan Tito dalam sebuah video pidato editan itu beredar lewat media sosial dan langsung mendapat protes keras dari Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain.

"Sikap dan pengetahuan Anda (Tito) tentang hal Ini sangat mengecewakan. Ada banyak Ormas Islam di luar NU dan Muhammadiyah yang ikut berjuang mati-matian melawan penjajah di seluruh wilayah Indonesia dari Aceh sampai Halmahera," kata Tengku di akun Facebook-nya.

Belakangan diketahui video tersebut diambil saat Tito berkunjung ke Ponpes Annawawi, Serang, Banten 8 Februari 2017 dan video disebut dibikin sedemikian rupa pihak tertentu untuk memfitnah Kapolri.