Jagoan PDIP Tak Akan Main Kotor Meski Elektabilitas Rendah

Bakal calon gubernur Jawa Barat, Mayor Jenderal TNI (purnawirawan) Tubagus Hasanuddin, dalam kunjungan di salah satu posko pemenangan di Depok pada Kamis, 25 Januari 2018.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Calon gubernur Jawa Barat, Mayor Jenderal (purn) TB Hasanudin berjanji tak akan bermain kotor dalam pilkada, meski elektabilitas dan popularitasnya sementara ini paling rendah di antara para kandidat.

Hasanuddin dan pasangannya, Inspektur Jenderal (purnawirawan) Anton Charliyan yang didukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan berkampanye sesuai aturan. Dia juga memerintahkan relawan dan kader PDIP untuk tidak menyebarkan fitnah.

Mantan anggota DPR RI itu memastikan juga mesin partainya tidak menyebarkan kabar bohong yang menjatuhkan tiga pasang lawannya. "Tidak juga menyebarkan isu hoax yang tidak pada tempatnya," katanya di Bandung pada Selasa, 6 Februari 2018.

Bahkan, dia menegaskan, tidak segan merespons dengan memproses hukum jika ada pihak yang menyebarkan fitnah yang berpotensi konflik dalam bentuk apapun. Dia akan melaporkan siapa pun penyebar fitnah kepada polisi.

Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dia mengingatkan, telah tegas mengatur tentang hukuman bagi penyebar fitnah, terutama yang melalui media sosial. Dia mengetahui persis undang-undang itu karena ikut merancang di Parlemen.

"Karena, saya yang membuat terakhir Panja IT (Panitia Kerja Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik). Sudah lebih lengkap sekarang IT ini undang-undangnya, biar dilaksanakan dengan baik. Tidak usah sampai putus persaudaraan, tidak usah sampai tali silaturahim renggang (hanya gara-gara politik)," katanya.

Survei paling bontot

Cyrus Network merilis hasil survei opini publik pra-Pilkada Jawa Barat 2018. Hasil survei menunjukkan pasangan TB Hasanudin-Anton Charliyan di posisi bontot. Hasil itu dinilai ironi, karena status PDIP adalah partai dengan kekuatan elektoral kursi DPRD terbesar.

Menurut hasil survei itu, elektabilitas pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum sebesar 45 persen, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 40,9 persen, Sudrajat-Ahmad Syaikhu lima persen, dan TB Hasanuddin-Anton Charliyan 2,5 persen.

Dengan kekuatan 20 kursi DPRD Jawa Barat, PDIP bisa mengusung pasangan calon sendiri atau tanpa berkoalisi dalam Pilkada. Namun hal itu belum berdampak pada peningkatan popularitas dan elektabilitas pasangan jagoannya. Pasangan itu baru mengumumkan pencalonan menjelang pendaftaran.