Sampel Difteri di Samarinda Awalnya Positif Ternyata Negatif
- VIVA/Robbi Sya'an
VIVA – Hasil uji kultur terhadap enam sampel yang sebelumnya disebut positif difteri dari Kota Samarinda ternyata dipastikan negatif. Sampel diduga difteri itu diuji di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya.
Enam sampel yang awalnya ditengarai difteri itu sudah melalui uji mikroskopis di Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjachranie di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
"Dari enam sampel random yang kami kirim, semuanya dinyatakan negatif," kata Kepala Seksi Surveillance Dinas Kesehatan Kota Samarinda, dr Osa Rafshodia, dalam konferensi pers pada Jumat, 27 Januari 2018.
Uji mikroskopis adalah identifikasi gejala-gejala awal untuk mengambil langkah-langkah penanganan terhadap dugaan difteri. Sedangkan uji kultur lebih pada ketentuan Kementerian Kesehatan dalam penetapan status kejadian luar biasa (KLB).
"Jadi hasil laboratorium negatif tidak menganulir suspect. Hasil laboratorium ini hanya pendukungnya saja," ujarnya.
Meski demikian, ia menyebut dengan hasil kultur negatif, status Kejadian Luar Biasa (KLB) tak serta merta bisa dicabut. Osa menjelaskan, status KLB ini baru akan dicabut manakala situasi di masyarakat sudah benar aman, tenang dan terkendali, dan terpenting tidak ada trauma terkait kasus difteri yang sudah pernah terjadi.
"KLB tetap, untuk kapan akan dicabut itu akan diumumkan oleh Sekda. Syaratnya apabila keadaan sudah benar-benar aman. Artinya, sudah tidak ada lagi suspect yang dirawat," katanya.
Dia juga memastikan bahwa Outbreak Response Imunization (ORI) tetap akan dilanjutkan dan seluruh warga yang menjadi target akan diberi vaksin. Kegiatan pemberian vaksin di sekolah dan posyandu tetap berjalan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.
Kota Samarinda dan Kota Balikpapan serta Kabupaten Kutai Timur sudah menyatakan KLB difteri. Sampai sekarang upaya penanggulangan masih terus dilakukan dengan memberikan vaksin difteri di kawasan-kawasan yang dianggap rentan wabah penyakit itu. (mus)