Keluhan Warga Kurangnya Fasilitas Kereta Bandara

Seorang warga menjajal mesin pemesan tiket kereta khusus jalur bandara di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Selasa, 26 Desember 2017.
Sumber :
  • VIVA/Sherly

VIVA – Operator kereta bandara, PT Railink melakukan uji coba kereta bandara Soekarno-Hatta, Selasa 26 Desember 2017. Baru diuji coba, masyarakat sudah banyak mendapat ragam komentar perihal fasilitas yang diberikan kepada penumpang.

Seperti yang diungkapkan Indriyati, ia mengeluhkan pelayanan pembelian tiket melalui vending machine ,atau mesin otomatis tiket kereta. Ia mengaku kesulitan untuk melakukan pembayaran.

"Ya, agak kesulitan pesan tiketnya ya, karena masih baru uji coba mungkin jadi sedikit lama proses pembeliannya," kata Indriyati kepada VIVA di Stasiun Sudirman Baru, Jakarta.

Tak hanya itu, ia mengeluhkan adanya fasilitas tunggu yang masih belum memadai seperti tempat duduk. Karena, menurutnya akses tempat tunggu jadi penting bagi penumpang yang cukup lama menunggu kedatangan kereta.

"Orang jadi banyak yang berdiri, atau duduk di bawah-bawah. Harapan saya sih ditambah bangku di stasiun, agar nyaman buat penumpang," ungkapnya.

Tak hanya Indriyati, penumpang lainnya, yaitu Indung Hasta juga mengomentari tentang harga yang diharapkan tak berubah untuk bisa menikmati akses kereta bandara tersebut. Setelah diuji coba, rencananya tarif akan berlaku Rp70 ribu.

"Harganya cukup terjangkau kalau nanti Rp70 ribu, jangan sampai lebih dari Rp100 ribu. Tapi sejauh ini, cukup terjangkau daripada naik taksi, bayar tol, ongkos dan macet," tuturnya.

Indung mengatakan, saat ini, dirinya hanya ingin mencoba kereta bandara untuk mengetahui lebih lanjut estimasi waktu perjalanan ke bandara Soekarno-Hatta.

"Saya sengaja mau coba naik kereta bandara, mau coba cari tahu berapa sih lama perjalanan dari rumah di Otista ke Stasiun Bandara Soekarno Hatta naik kereta bandara ini," katanya.

 

Kereta Bandara Soekarno-Hatta akhirnya resmi dibuka untuk umum. Berbagai fasilitas melengkapi jalur baru yang dibangun dengan biaya Rp2,5 triliun ini. Penasaran? Lihat dalam liputan ini.