Wabah Difteri Ditemukan di Depok, Satu Penderita Meninggal
- ANTARA/Muhammad Adimaja
VIVA – Setelah Tangerang, kini penyakit difteri mulai mewabah di Kota Depok, Jawa Barat. Bahkan, seorang warga dilaporkan meninggal dunia karena penyakit ini.
"Ada satu yang meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, dr Lies Karmawati pada VIVA, Jumat, 8 Desember 2017.
Menurut Lies, sejauh ini tercatat sudah ada 12 warga Depok yang terserang panyakit difteri. Dari 12 kasus yang ditemukan, empat di antaranya positif dan delapan negatif.
Terkait hal tersebut, Lies menyarankan masyarakat untuk menghindari kontak dengan penderita suspect difteri. Apabila terjadi kontak maka segera mendapatkan obat antibiotik dan juga dilakukan pemeriksaan apus tenggorokan, menerapkan PHBS.
"Kami mengimbau masyarakat memeriksa status imunisasi rutin pada anak-anak apakah sudah lengkap atau belum, kalau belum segera dilengkapi," katanya.
Lies mengatakan, satu-satunya cara untuk menangkap wabah difteri, warga yang berusia satu hingga 19 tahun harus mendapatkan imunisasi pencegah difteri.
Seperti diketahui, difteri disebabkan oleh Corynebacterium Diphtheriae yang dapat menyerang orang yang tidak mempunyai kekebalan terutama anak-anak yang berusia satu sampai 10 tahun sangat rentan terular penyakit ini.
Kuman difteri menyebar dengan cara seseorang menghirup cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi, dari jari-jari atau handuk yang terkontaminasi, dan dari susu yang terkontaminasi penderita. Selain itu, difteri juga dengan mudah menular pada orang yang tidak mendapatkan vaksin difteri. Cara penularan yang perlu diwaspadai, seperti menghirup percikan ludah penderita di udara saat penderita bersin atau batuk.
Penyakit ini bisa mengakibatkan kematian akibat sumbatan saluran napas atas atoksin yang bersifat patogen sehingga menimbulkan komplikasi miokarditis (peradangan pada lapisan dinding jantung bagian tengah), gagal ginjal, gagal napas dan gagal sirkulasi.
Difteri juga menimbulkan gejala dan tanda berupa demam yang tidak begitu tinggi (38ºC). Ciri-ciri lain pada kasus ini adalah munculnya Pseudomembran atau selaput di tenggorokan yang berwarna putih keabu-abuan yang mudah berdarah jika dilepaskan dan sakit waktu menelan.
Terkadang kondisi tersebut juga disertai pembesaran kelenjar getah bening leher dan pembengkakan jaringan lunak leher yang disebut bullneck. Penderita difteri juga sering mengalami sesak napas dan suara mengorok.