Survei: DKI Jadi Kota dengan Toleransi Terendah
- VIVA.co.id/Bimo Aria
VIVA – Kemajuan sebuah kota dinilai dari berbagai aspek. Tidak hanya faktor pemimpin tapi juga tingkat penduduk yang tanggap akan peristiwa, regulasi sosial dan demografi agama.
Ironisnya, berdasarkan studi yang dilakukan oleh Setara Institute di 94 kota administratif di Indonesia, DKI Jakarta menempati urutan pertama sebagai kota paling tidak toleran. Menurut Halili Hasan, peneliti Setara Institute, pergerakan positif DKI Jakarta mengalami kemunduran yang signifikan.
Dalam pemeringkatan Indeks Kota Toleran (IKT) tahun 2017, DKI turun dari yang awalnya peringkat 65 menjadi peringkat 94. Survei tersebut menyebutkan bahwa IKT DKI Jakarta mendapatkan skor 2,30.
“Jadi tahun ini, DKI Jakarta masuk dalam kota dengan toleransi terendah pertama. Pergerakan negatif ini mendapatkan skor IKT 2,30, di mana sebelumnya DKI berada di posisi 65 kini menjadi 94,” ujarnya, saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis, 16 November 2017.
Dia menuturkan, penurunan itu juga disebabkan oleh penguatan intoleransi dan politisasi identitas keagamaan di DKI menjelang, saat dan setelah Pilkada 2017. Perubahan sangat signifikan DKI adalah pada indikator peristiwa pelanggaran Kebebasan Beragama/Berkeyakinan (KBB), pernyataan pemerintah dan tindakan nyata pemerintah.
Untuk indikator peristiwa, telah terjadi 24 peristiwa pelanggaran KBB dalam setahun terakhir. "Dalam situasi demikian, tidak ada pernyataan terobosan dan tindakan nyata yang solutif dalam merespons angka pelanggaran tersebut,” ucap dia. (one)