Hilang di Tragedi Kosambi, Ano: Anak Saya Putih dan Keriting

Ano, mendatangi RS Polri mencari anaknya yang bekerja di pabrik petasan Kosambi.
Sumber :
  • Irwandi

VIVA – Seorang lelaki paruh baya berkopiah, terlihat duduk dengan tatapan kosong ke arah posko post mortem korban kebakaran gudang mercon Kosambi, yang berada di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Dia sudah satu malam berada di rumah sakit, untuk menunggu kabar baik mengenai keberadaan anaknya yang hilang dalam kejadian kebakaran di Kosambi.

Pria berambut putih itu tidak banyak tahu soal tugas anaknya di pabrik petasan itu. Sejak ada informasi kejadian kebakaran, anaknya tidak dapat dihubungi. Karena itu, dia memutuskan untuk datang ke RS Polri untuk mencari keberadaan anaknya.

"Belum dapat kabar kondisi anak saya. Bagaimana kondisinya, sudah saya tanya," ujar Ano di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat 27 Oktober 2017.

Warga RT 1 RW 9 Desa Batu Layang Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat ini telah menyerahkan Kartu Keluarga (KK) kepada posko antemortem yang ada di RS Polri, agar bisa segera mendapat kabar terkini nasib anaknya.

Ano menambahkan, anaknya bernama Gugun Gunawan, berusia 17 tahun. Ia menyebut, anaknya berambut keriting dan berkulit putih. "Kulitnya putih, rambutnya keriting," ujarnya.

Ayah delapan anak ini mengatakan, dia mengetahui informasi adanya peristiwa ledakan dan kebakaran di pabrik tempat anaknya bekerja dari kepala desa. Dia bersama keluarga dan didampingi kades mendatangi rumah sakit.

Ano sengaja tidak pulang untuk memastikan keberadaan dan kondisi anaknya. "Tahu dari Pak Kades, saya datang ke sini juga sama Pak Kades," ujarnya.

Kebakaran di pabrik petasan milik PT Panca Buana Cahaya Sukses di Kosambi, Tangerang, Banten, menyebabkan 47 orang meninggal, 46 luka-luka, dan 10 orang masih dicari. Tapi dari informasi, satu orang telah ditemukan dalam kondisi selamat.

Kejadian kebakaran diawali dengan ledakan hebat pada pukul 09.00 Wib, dan disusul api besar dan kepulan asap hitam. Dua karyawan melihat api pertama kali ada di bagian depan gedung dan dengan cepat menjalar ke belakang.

Proses identifikasi akan kembali dilakukan hari ini. Juga mencari kemungkinan ada korban tewas yang belum dievakuasi. Pintu pagar pabrik yang terkunci diduga kuat menjadi penyebab banyaknya korban jiwa.

Sebanyak 47 jasad korban sudah berada di RS Polri Kramatjati. Sebanyak 28 keluarga telah menyerahkan data antemortem untuk membantu proses identifikasi korban tewas yang kondisi hangus terbakar.