Kisah Haru Adik-Kakak Diduga Korban Pabrik Mercon Meledak

Sejumlah petugas mengevakuasi para korban kebakaran Gudang mercon di Kosambi Tangerang, Kamis (26/10/2017). Sebanyak 47 orang dilaporkan tewas.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

VIVA – Keluarga korban ledakan gudang mercon, di Kosambi Tangerang mulai mendatangi Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Mereka berupaya mendapatkan informasi keberadaan dan kondisi keluarganya yang hilang dan tak bisa dihubungi pasca ledakan.

Salah satu keluarga korban yang ditemui VIVA.co.id, Idis Kurnia (37 tahun) sedang panik mencari dua keponakannya yang diduga menjadi korban dalam kejadian nahas tersebut. Menurut keterangannya, dua keponakannya tersebut adalah kakak beradik yang bernama Sunarya (26 tahun) dan Ade Rosita (17 Tahun) yang hingga kini belum ditemukan.

"Umurnya 26 yang kakak dan 17 tahun-an yang wanita. Kakak saya (orangtua korban) lagi sakit, jadi enggak bisa ke sini," kata paman korban kepada VIVA.co.id di posko Ante Mortem, RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur, Kamis Malam, 26 Oktober 2017.

Ia mengungkapkan, Sunarya sudah bekerja di gudang petasan milik PT Panca Buana Cahaya Sukses itu selama 7 tahun. Sedangkan sang adik, baru dua minggu bekerja di gudang tersebut.

"Kalau adeknya mah baru, ke Jakartanya baru dua minggu yang lalu," kata dia.

Upaya pencarian pun telah dilakukannya  di rumah sakit di Tangerang. Namun, tak kunjung juga menemukan titik terang.

"Yang lain kan banyak yang teman-temannya dari satu kampung, yang di rumah sakit ada yang selamat. Tapi ini di WA ceklis di bbm ceklis, udah pasrah," ujar dia.

Korban Sempat Titipkan Barang-barang Kesayangan

Idis pun mengaku sempat memiliki firasat sebelum musibah itu terjadi. Korban sempat berkirim pesan dengan paman dan melakukan video call dengan orangtuanya.

"Waktu kemarin kan WA (WhatsApp) sama saya pengen ngobrol dulu sama keluarganya, dengan kakak saya kan, jadi pengen video call dulu," ujar dia.

Tak hanya itu, korban juga menitipkan barang-barangnya kepada pamannya. Ia juga memberikan pesan terakhir kepada pamannya untuk menjaga dengan baik barang tersebut.

"Terus ada yang dititipin sama dia, dia nitipin barang, 'Om nitip, jaga-jaga'. Ada Hp, terus pemberian yang dia suka dititipin juga sama saya. Ada aksesori, sepatu, baju, saya enggak menyangka bakal begini. Enggak tau bakal celaka," katanya sedih.