Hampir 50 Persen Wilayah Jakarta Terancam Banjir
- Twitter @TMCPoldaMetro
VIVA.co.id - Kalau beberapa tahun lalu musim hujan dan kemarau memiliki siklus yang pasti, kini tidak lagi. Bisa saja musim kemarau terjadi lebih lama dibandingkan dengan musim hujan. Sehingga kejadian seperti kebakaran hutan, banjir hingga tanah longsor semakin sering terjadi.
Seperti disampaikan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di Graha BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, 26 Oktober 2017, saat ini musim hujan memiliki durasi yang lebih pendek namun dengan intensitas hujan lebih tinggi.
Kondisi itulah yang membuat beberapa daerah menjadi lebih rentan terhadap banjir. Sementara kekeringan dan kebakaran hutan juga tidak bisa dihindari karena musim kemarau berlangsung lebih lama. Tak hanya memengaruhi siklus pergantian musim, perubahan curah hujan juga membuat hujan ekstrem semakin meningkat.
Curah hujan ekstrem ini yang perlu diwaspadai daerah-daerah rawan banjir, terlebih pada puncak musim hujan yaitu bulan Januari.
"Puncak banjir dan longsor rata-rata Januari, karena mengikuti pola hujan. Memang puncaknya Januari, nanti November, Desember semakin meningkat, Februari dan seterusnya menurun," katanya di Jakarta, 26 Oktober 2017.
Lebih lanjut, Sutopo juga mengatakan bahwa curah hujan yang semakin ekstrem seperti saat ini membuat jangkauan daerah rawan banjir meluas. Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, sepanjang tahun 2014 hingga 2016, hampir separuh wilayah di Ibu kota Jakarta rawan banjir. Dari 267 kelurahan, 125 kelurahan rawan banjir, atau sekitar 46,8 persen terancam banjir.
"Daerah yang sebelumnya jarang banjir besar, saat ini makin rentan banjir akibat dari meningkatnya hujan ekstrem, meningkatnya alih fungsi lahan, kerusakan DAS (Daerah Aliran Sungai)," imbuhnya.
Namun, apakah nantinya Jakarta akan kembali mengalami banjir besar seperti yang terjadi tahun 2007 atau 2013 dimana Bundaran Hotel Indonesia sampai ikut tertutup banjir, Sutopo tidak bisa memastikan hal itu.
"Tergantung curah hujan yang jatuh ke wilayahnya. Banjir Jakarta lebih dominan disebabkan bagian hulu, tengah dan Jakarta sendiri terutama, sungai sempit, dangkal dan banyaknya masyarakat tinggal di bantaran sungai."
Dari data BNPB tersebut, ada 634 RW di Jakarta yang rawan banjir, mereka rata-rata terletak di daerah aliran sungai Pesanggrahan, Ciliwung dan Angke.