Begini Cerita Detik-detik Pembunuhan Bos Alton Kids
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id – Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Nico Afinta menjelaskan kronologis perampokan yang menimpa pasangan suami istri bernama Husni Zarkasih (58 tahun) dan Zakiyah Masrur (53 tahun) yang merupakan bos garmen Alton Kids.
Ketiga pelaku yang diketahui merupakan mantan pegawainya, yakni AZ, EK, dan SU karena sakit hati sudah bekerja puluhan tahun namun tak diperlakukan baik oleh keduanya. Ketiganya merencanakan hal itu di rumah kontrakan AZ yang merupakan mantan sopir korban di Tangerang.
"Mereka sudah menyiapkan dua sepeda motor kemudian lakban, tali, sarung tangan. Ketika itu langsung mendatangi rumah korban," ucap Nico di Markas Polda Metro Jaya, Rabu 13 September 2017.
Sesampainya di kediaman korban di bilangan Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, tak pakai pikir panjang, ketiganya langsung beraksi. Dengan berpura-pura bertamu, mereka diterima Zakiyah.
Diterima bertamu, tak pakai pikir panjang ketiganya langsung menganiaya Zakiyah hingga tewas di tempat. "Ketika itu istri korban membuka pintu langsung dianiyaya hingga meninggal dunia. Mereka lantas menunggu sang suami (Husni) yang selesai melaksanakan ibadah," kata Nico.
Selang 20 menit usai mereka menganiaya Zakiyah hingga tewas, Husni pun kembali ke rumah usai menunaikan ibadah salat maghrib di mushala dekat rumah. Setibanya di sana, Husni pun juga dianiaya hingga meninggal dunia di tempat.
"Itu (Husni) juga diniaya. Dimungkinkan pada saat itu meninggal," ujarnya.
Usai menganiaya keduanya, mereka bertiga mengambil harta benda milik korban. Ada 15 jam tangan mewah, emas, laptop serta beberapa rekening bank yang digasak pelaku. Bukan hanya itu, mobil Toyota Altis milik korban pun dibawa kabur.
Mobil itu digunakan untuk membawa jasad kedua korban hingga ke Purbalingga tempat jasad mereka ditemukan. Sebenarnya, lanjut Nico, para pelaku awalnya ingin membuang jasad korban ke kawasan Pekalongan. Namun, dalam perjalanan, destinasi pembuangan mayat pun diubah ke Purbalingga.
"Dengan harapan di Pekalongan adalah daerah asal korban. Sang sopir sudah tahu rumahnya dan meninggalkannya. Entah kenapa mereka berubah pikiran sehingga membawa korban dalam bagasi dan membawa korban ke Purbalingga dan meninggalkan di sungai," ucap Nico.
Otak perampokan, AZ, tewas saat mendapatkan perawatan di rumah sakit karena mendapatkan luka tembak akibat coba melarikan diri saat polisi tengah melakukan pengembangan untuk mencari barang yang mereka curi.
Sementara dari tangan dua pelaku lain, EK dan SU, polisi menyita uang sebanyak Rp120 juta hasil penjualan emas yang mereka curi. Ada pula laptop, handphone dan buku tabungan milik korban yang disita dari mereka. Begitu juga mobil Toyota Altis yang mereka bawa kabur.
Meski begitu, Nico mengaku masih menghitung jumlah kerugian yang diderita korban. Kedua pelaku dikenakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dan Pasal 365 tentang pencurian dengan kekerasan serta terancam hukuman mati.
"Kami masih melakukan perhitungan ya. Karena kalau 15 jam tangan itu sekitar Rp400 jutaan, kemudian emas dijual sekitar Rp120 juta, lalu ada beberapa rekening yang belum diambil. Sementara kerugian sekitar Rp1 miliar ya. Mobil altisnya juga," katanya.
Sebelumnya diberitakan, pasangan suami istri warga Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, ditemukan tewas mengambang di Sungai Klawing, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Diduga kuat pasangan bernama Husni Zarkasih (58 tahun) dan Zakiyah Masrur (53 tahun) dibunuh perampok.
"Kami menerima pemberitahuan dari Polres Purbalingga bahwa ditemukan jasad laki-laki dan perempuan di Sungai Klawing dan ditemukan identitasnya beralamat di Jalan Pengairan (Benhil)," kata Kapolsek Metro Tanah Abang, AKBP Lukman Cahyono, Selasa 12 September 2017.