Kasus Bayi Debora, RS Mitra Keluarga Minta Maaf
- VIVA.co.id/M. Yudha Prasetya
VIVA.co.id – Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, menyampaikan permohonan maafnya atas meninggalnya bayi Tiara Debora pada Minggu lalu, 3 September 2017.
Humas RS Mitra Keluarga Kalideres, Nendya Libriyani mengatakan, pihaknya juga mengucapkan belasungkawa dan duka cita yang mendalam kepada keluarga Rudianto Simanjorang dan Henni Silalahi.
"Kami ingin menyampaikan permohonan maaf kepada bapak Rudianto Simanjorang dan Henny Silalahi. Kami sadar bahwa mungkin selama di Mitra Keluarga Kalideres, mendapatkan ketidaknyamanan mulai dari awal sampai akhir," kata Nendya di RS Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat, Senin 11 September 2017.
Nendya mengklaim tindakannyang dilakukan oleh tim medis di RS Mitra Keluarga Kalideres sudah sesuai prosedur dan tidak ada perbedaan dengan pasien lainnya. Pasien Debora telah di masukkan Unit Gawat Darurat dan mendapatkan pertolongan pertama sesuai prosedur.
"Kami telah melakukan tindakan medis yang optimal untuk menyelamatkan nyawa. Tidak dibedakan. Tidak ada perbedaan yang di UGD dan di PICU. Di UGD adalah pertolongan pertama untuk atasi gawat darurat, selanjutnya dokter akan menentukan tindakan lanjutan," ujarnya
Menurutnya, prosedur yang diterapkan di setiap rumah sakit Mitra Keluarga memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sama. Sehingga, dalam pelayanan kepada pasien yang terpenting yaitu keselamatan.
"Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, sejak 1989 sudah beroperasi dan lakukan koordinasi, sehingga kami tetap upayakan layanan kesehatan yang optimal," ujarnya
Seperti diketahui, Tiara Debora meninggal pada Minggu 3 September 2017. Debora meninggal dunia akibat terlambat mendapat pertolongan medis di RS Mitra Keluarga Kalideres.
Debora terlambat ditangani tim media, karena ternyata pihak RS Mitra Keluarga meminta keluarga pasien untuk menyiapkan biaya pengobatan terlebih dahulu. Sementara itu, pihak rumah sakit mengaku telah memberikan penanganan yang dibutuhkan Debora.
Tetapi, Debora harus menjalani perawatan lanjutan di ruang khusus Pediatric Intensive Care Unit, atau PICU. Biayanya mencapai Rp19,8 juta, sedangkan orangtua Debora hanya punya Rp5 juta.
Saat sedang mencari rumah sakit rujukan, tiba-tiba kondisi Debora melemah. Bayi tersebut akhirnya meninggal dan dimakamkan di TPU Tegal Alur. (asp)