Diancam dan Disuruh Tobat oleh Teroris, Banser Tak Takut

Banser NU
Sumber :
  • Pambudi Eko/VIVAnews

VIVA.co.id – Komandan Detasemen Khusus (Densus) 99 Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama atau Banser, Nurruzaman, menyatakan tidak takut terhadap ancaman yang dilayangkan kelompok teroris yang mengatasnamakan ISIS, menyusul ditemukan pesan teror di lokasi pemasangan bendera ISIS di depan Markas Polsek Metro Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

"Ansor dan Banser tidak takut terhadap ancaman tersebut. Tidak ada satu pun yang perlu ditakutkan karena kita berada di jalan yang benar. Namun begitu, kami tetap waspada. Ansor akan berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan kami mendukung langkah aparat kepolisian dalam menindak pelaku teror," kata Nurruzaman.  

Menurut Nurruzaman, Ansor – Banser tetap konsisten menolak faham khilafah Islamiyah/ daulah Islamiyah. Bagi Ansor – Banser, NKRI dan Pancasila sudah final. Tidak perlu diperdebatkan lagi. 

"Sekali lagi kami sampaikan, Ansor – Banser, tidak takut dengan ancaman tersebut. Bagi Ansor ini adalah risiko perjuangan mempertahankan NKRI. Bagi kami, apabila kami mati dalam mempertahankan NKRI, maka kami mati dalam keadaan syahid," kata Nurruzaman, yang juga dikenal sebagai pengamat terorisme ini.  

Seperti diketahui, selain memasang bendera ISIS di kantor Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pelaku juga menuliskan pesan bernada ancaman di atas kertas karton berwarna kuning ditujukan kepada Ansor dan Banser selain polisi, TNI, dan Densus.

"Ansor - Banser dijadikan target selain TNI, polisi, Densus karena Ansor dan Banser lah yang sampai saat ini konsisten menjaga NKRI dan Pancasila. Bagi ISIS, yang menolak khilafah Islamiyah/ daulah Islamiyah adalah murtad maka wajib diperangi. Karena Ansor – Banser menolak khilafah, maka dianggap murtad atau bahasa mereka sohwat. Hukumnya wajib diperangi," kata Nurruzaman.          

Namun, Nurruzaman mempertanyakan ancaman yang ditujukan kepada pihaknya. Sebab, sebenarnya siapa pun yang menolak khilafah Islamiyah/ daulah Islamiyah adalah murtad menurut ISIS. 

"Yang menolak khilafah adalah mayoritas masyarakat Indonesia, jadi mayoritas penduduk Indonesia murtad, kafir, dong. Bagaimana bisa begitu," ujarnya.  
                      
Sebab itu, berdasarkan dugaan Ansor, apa yang terjadi di Polsek Kebayoran Lama bukan tindakan yang dilakukan ISIS. Tapi kelompok lain yang sengaja mencari momentum untuk menyerang polisi.    
                    
"Apa yang terjadi ini bukan cara-cara ISIS, kalau ISIS saya menduga Polseknya sudah diserang. Mungkin saja simpatisan ISIS atau juga bisa kelompok lain yang sengaja memperkeruh keadaan setelah akhir-akhir ini terjadi penyerangan kepada aparat kepolisian," katanya.

Seperti diberitakan VIVA.co.id, sebelumnya, kelompok teroris meminta Banser untuk bertobat karena disebutkan sebagai antek-antek yang dilaknat Allah. Permintaan tobat itu tertuang dalam pesan teror yang dituliskan kelompok itu di kertas yang ditemukan di dalam botol dekat ditemukannya bendera mirip atribut ISIS.

Berikut isi pesan itu, baca di sini: Pesan Teror di Polsek Kebayoran, Banser Diminta Bertobat.