Dugaan Motif Perampokan di SPBU Daan Mogot
VIVA.co.id – Aksi kriminalitas jelang Lebaran ternyata meningkat drastis. Dari data yang disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono, tahun ini bahkan lebih tinggi ketimbang dua tahun sebelumnya, termasuk meningkatnya kasus pencurian dengan pemberatan seperti yang terjadi di SPBU Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat.
Soal motif, kebanyakan berlatar masalah ekonomi. Hal ini juga yang berlaku pada motif perampokan di SPBU Daan Mogot, Jakarta Barat. Kata Argo, diduga masih terkait ekonomi. “Kami duga motifnya masih ekonomi,” kata Argo kepada tvOne, Sabtu 10 Juni 2017.
Sejumlah patroli besar-besaran pun kemudian dilakukan polisi untuk menekan angka kriminalitas, meski aksi itu tetaplah tinggi. "Ya jelang Ramadan kami mencatat kasus pencurian dan perampokan meningkat. Kita terus berusaha untuk menekannya. Patroli juga terus kita lakukan di banyak tempat," kata Argo.
Polisi juga meminta peran serta masyarakat dalam banyak sisi. Salah satunya melakukan tindakan jika ada orang yang melakukan kejahatan di sekitarnya. “Masyarakat juga punya kewenangan, dalam undang-undang seandainya melihat tindak pidana, boleh melakukan penangkapan, tetapi secepatnya harus diserahkan ke polisi. Bukan membantu dibawa ke mana-mana dulu, bukan,” kata dia.
Sosiolog dari Universitas Ibnu Khaldun Musni Umar memiliki pandangan sendiri atas meningkatnya kasus pencurian dan perampokan. Menurut dia, masyarakat saat ini sudah menjelma menjadi begitu ganas karena sejumlah faktor hingga membuat nekat menghalalkan apa saja untuk mendapatkan uang. Termasuk merampok dengan motif ekonomi.
"Semua persoalannya harus dilihat dari hulu, hidup tidak adil. Ada kesenjangan yang begitu kentara. Pembangunan di satu sisi memang nampak, tetapi pembinaan mental makin lama makin berkurang. Pembangunan tidak menetes ke bawah. Pada saat yang sama akhirnya masyarakat melakukan apa saja untuk dapatkan uang, apalagi seperti saat ini, mendekati Lebaran," kata Musni Umar.
Kenekatan sendiri dinilai datang karena kebutuhan akan perayaan Lebaran yang kian mendesak. “Artinya nekat jelang Lebaran meningkat memang, karena kebutuhan, mau dia jalankan ibadah agama atau tidak, yang penting Lebarannya ikut, mau kumpul sama keluarga, mau pulang kampung,” katanya.
Sementara Kriminolog Mustofa Nahrawardhana mengatakan, masyarakat perlu terus meningkatkan rasa mawas diri agar terhindar dari kasus-kasus kejahatan. Contohnya seperti ketika mengambil uang dalam jumlah banyak, usahakan ditemani orang lain dan selalu berhenti di tempat ramai saja.
"Maka itu, kami juga meminta agar pihak kepolisian memberikan keamanan di obyek vital jelang lebaran. Meski salah satu tempatnya adalah SPBU. Walau saat ini Habib Rizieq jadi prioritas perburuan, tapi perhatikan juga soal keamanan di objek vital," kata Mustofa.
"Sebab jelang Lebaran seperti saat ini, bukan cuma kadar keimanan masyarakat saja yang makin meningkat, kadar keimanan para penjahat untuk merampok juga makin meningkat."