Simpang Susun Semanggi Tak Lantas Urai Kemacetan

Pembangunan Simpang Susun Semanggi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA.co.id – Segera beroperasinya Semanggi Interchange atau Simpang Susun Semanggi ternyata tak begitu langsung mengurai kemacetan Jakarta.

Pengamat bidang perkotaan Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, mengatakan, pembangunan yang kerap kali dibanggakan oleh pemerintah itu ternyata tak memecahkan masalah paling krusial yakni mengajak masyarakat beralih ke transportasi publik.

Keberadaan jalan layang Semanggi tidak serta mengurangi kemacetan hingga 30 persen. “Ini menunjukkan Pemprov DKI setengah hati membangun transportasi massal," kata Nirwono saat dihubungi, Jumat 28 April 2017.

Ia melanjutkan, mestinya pemerintah daerah harus fokus membangun infrastruktur yang lebih pasti. Penerapan Electronic Road Pricing (ERP) dan mengoptimalkan sistem transportasi berbasis Bus Rapid Transit (BRT) harus segera dikebut.

Bila kedua layanan itu sudah terealisasi, pemerintah dapat memaksa masyarakat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi publik. Upaya itu sembari mengejar proyek lain seperti Mass Rapid Transit dan Light Rail Transit di jalan-jalan protokoler.

"Harus dibarengi dengan perbaikan moda transportasi yang aman, nyaman, dan terintegrasi, sehingga pembangunan jalan simpang susun Semanggi dapat efektif urai kemacetan," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, pembangunan simpang susun Semanggi bisa mengurangi kemacetan yang tiap harinya terus terjadi di wilayah itu.

Konsentrasi kendaraan di pusat-pusat bisnis dan perkantoran, menurut dia, akan sangat terasa berkurang ketika semua sistem transportasi massal rampung dikerjakan.

"Semuanya itu akan rapi pada 2018, termasuk penggunaan simpang susun Semanggi. Dengan begitu, kemacetan di Jakarta dapat berkurang," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meyakini proyek simpang susun Semanggi dapat mengurangi kemacetan Jakarta hingga 30 persen.

Selain itu, Ahok menganggap proyek yang baru dikerjakan tahun lalu ini dapat menjadi ikon baru kota Jakarta setelah Monumen Nasional (Monas).

"(Kendaraan) dari Cawang, (langsung masuk jalan) layang. Masuk dari Grogol juga ke jalan layang langsung masuk tol. Kita mengurangi 30 persen (kemacetan)," kata Ahok di Balai Kota hari ini.