Ahok Tak Takut Suaranya Merosot Gara-gara Proyek Bikin Macet
- Irwandi Arsyad
VIVA.co.id – Calon petahana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, tak takut jika perolehan suaranya di Pilkada putaran dua nanti melorot lantaran kemacetan parah. Ini akibat pembangunan serentak jalan layang (fly over) dan terowongan (underpass) di sejumlah ruas jalan di Jakarta.
Sebagai calon gubernur petahana, risiko tersebut sudah dipertimbangkan sejak awal ketika dia masih berpasangan dengan Joko Widodo sebagai calon gubernur.
"Ini pas puncak macetnya ketika lagi pemilihan. Makanya saya katakan, siapa pun yang terpilih menggantikan kami, dia keenakan tuh tinggal resmikan saja semua. Tapi kita kan kepilih enggak kepilih kita bicara mengatasi masalah atau tidak," ujarnya di kawasan Jakarta Selatan, Kamis 13 April 2017.
Ahok, sapaan Basuki, menjelaskan rencana awal pengerjaan proyek pembangunan itu. Menurutnya, konsultan proyek sempat menawarkan pekerjaan enam pembangunan fly over dan underpass dikerjakan bertahap. Namun, permintaan itu ditolak lantaran tak menyelesaikan masalah kemacetan.
"Kami kan dikasih pilihan waktu itu. Kalau bapak bangun sekaligus macetnya 80 persen. Kalau bapak pilih satu-satu macetnya 30 persen pilih 2, 50 persen (macet)," kata Ahok.
Kebutuhan Mendesak
Atas pilihan tersebut, Ahok pun memilih pembangunan untuk penambahan jalan tersebut dilakukan serentak. Saat itu, Ahok mengatakan, keputusannya membangun fly over dan underpass secara bersamaan adalah kebutuhan mendesak.
Ia menjelaskan, bila pembangunan tersebut dilakukan terpisah akan memakan waktu lama hingga jangka waktu 8-10 tahun. "Sepuluh tahun kendaraan tiap hari tambah ribuan, mana masuk akal," ujarnya.
Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah membangun infrastruktrur di enam titik wilayah Jakarta. Proyek itu berada di Bintaro Permai, Pancoran, dan Matraman. Pembangunan jalan layang tengah dilakukan di ketiga lokasi itu. Sementara tiga underpass yang tengah dibangun yaitu di Jalan Kartini, Kuningan-Mampang dan Matraman. (ren)