Solusi DKI Hindari Penyanderaan dalam Angkot

Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Sumarsono.
Sumber :
  • Eduward Ambarita

VIVA.co.id – Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono mengakui, konsep keamanan angkutan kota, atau angkot di Jakarta belum maksimal. Hal itu diungkapkannya, terkait kasus penyanderaan seorang Ibu dan anak di angkot T 25, jurusan Rawamangun-Pulogebang pada Minggu malam, 9 April 2017. 

Soni sapaan Sumarsono mengakatan, ke depannya angkot di Ibu Kota, akan dibuat terintegrasi dengan Transjakarta. Standar keamanan angkot itu pun akan diubah, di mana pintu selalu tertutup. 

"Konsepnya pengamanan. Jadi, nanti seluruh KWK (Koperasi Wahana Kalpika) close pintunya, ketika masuk, close, kunci, penggeraknya dari depan (sopir) semuanya. Ini keamanan satu, sehingga tidak akan terjadi itu (kasus penyanderaan)," kata Soni di Balai Kota, Jakarta, Senin 10 April 2017. 

Menurutnya, rute angkot nantinya juga akan diubah, yaitu dari perumahan ke halte-halte TransJakarta terdekat. Saat ini, Soni menyebut angkot itu masih dalam proses transisi. Baru 40 persen dari KWK yang terintegrasi dengan Transjakarta. 

"Sekarang ini, transisi dulu. Tapi ke depan, dijamin tidak ada lagi, karena mereka hanya di sekitar lingkungan (perumahan)," ujarnya. (asp)