Pengakuan Mengejutkan Ahok Soal Surat Al Maidah

Sidang Ke-17 Kasus Dugaan Penistaan Agama Ahok
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Gilang Praja

VIVA.co.id – Terdakwa kasus dugaan penodaan agama, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menceritakan alasan, mengapa, tiba-tiba ia bicara soal Surat Al-Maidah ayat 51 ketika berpidato di Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu.

Ahok mengungkapkan. dia pernah memiliki pengalaman tak menyenangkan ketika mencalonkan diri dalam ajang Pilkada Bangka Belitung 2007. Saat itu, dia yakin, memiliki banyak pendukung. Namun, sebagian ibu-ibu yang ingin memilihnya membatalkan niat lantaran takut dianggap murtad karena melanggar ajaran agamanya. Si ibu, kata Ahok terpengaruh selebaran yang mencantumkan isi dari makna Surat Al-Maidah ayat 51.

Selebaran itu tersebar hingga ke pasar-pasar di Bangka Belitung, hingga ke pengajian-pengajian, serta tercecer di jalan-jalan ketika ia mencalonkan diri. Ahok menilai bahwa tafsiran soal Surat Al-Maidah dalam selebaran itu tidak sesuai dengan yang sebenarnya.

Tafsiran itulah yang ia maksud saat menyinggung Surat Al-Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu.

"Jadi yang saya maksud adalah terjemahan bukan yang dari terjemahan Kementerian Agama. (Ada kalimat dalam selebaran) 'dari terjemahan ayat di atas (Al-Maidah ayat 51), kita umat beragama muslim dilarang memilih pemimpin dari agama lain, karena kalau kita memilih maka kita telah ke luar dari agama Islam atau murtad. Itu juga ada lagi lanjutannya, kita harus melihat musibah tsunami di Aceh beberapa waktu lalu, kalau AllahSWT sudah murka," ujar Ahok, Selasa 4 April 2017.

Maka dari itu, Ahok menegaskan bahwa yang ia singgung bukanlah arti dari Surat Al-Maidah ayat 51 yang sebenarnya. Sebab ia tak mungkin menyinggung hal itu lantaran tak mengerti arti asli Surat Al-Maidah ayat 51.

"Karena disebutkan dalam selebaran itu, disebutkan tsunami. Tidak menyinggung Al-Maidahnya, yang saya singgung itu, ini RT/RW, kades itu yang terjemahan, yang saya maksud itu terjemahan atasnya tidak saya singgung, saya tidak ngerti sama sekali," katanya dalam sidang.

Dalam kesempatan itu, Ahok juga berkata bahwa alasan orang tidak memilih dia selain program, adalah karena keyakinan. Maka dari itu, dia mengingat Surat Al-Maidah ayat 51.

"Saya yakin sekali, orang tolak saya, selain program dari Bangka Belitung, masalah keyakinan. Baik dengan saya tapi tidak bisa pilih saya," kata Ahok.

Mendengar pernyataan Ahok itu, lantas Hakim Ketua Dwiarso langsung bertanya pada Ahok, soal kesaksian dari mantan calon wakil gubernurnya saat itu, Eko Cahyono. Sebab Eko sempat berkata kalau Surat Al-Maidah ayat 51 bukanlah satu-satunya penyebab kekalahan mereka di Pilkada Bangka Belitung 2007 silam.

"Ini pengalaman saya dengan seorang ibu, di Pulau Seribu saya nggak ada ngomong Pilkada. Yang saya lihat muka ibu-ibu ini satu pihak takut murtad, satu pihak mau program, takut juga kalau ambil program nggak pilih saya soalnya itu orang pulau gitu," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Ahok mengatakan kalau munculnya Surat Al-Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu karena dipicu seorang ibu yang masih bingung dengan program menguntungkan yang ditawarkannya saat itu. Ahok menjelaskan bahwa pada saat ia mengikuti Pilkada di Bangka Belitung pada tahun 2007, ada seorang ibu yang mendukung dia, namun meminta maaf  lantaran tak bisa memilih Ahok karena takut murtad dengan agamanya.

Ia menduga bingungnya seorang ibu di Pulau Seribu itu sama dengan si ibu yang pernah dia temukan di Bangka Belitung ketika ia temui di Pilkada Bangka Belitung 2007. Sehingga akhirnya, keluarlah kata-kata yang menyinggung Surat Al-Maidah dalam pidatonya.