Menguak Bisnis Gelap Ambulans di RSUD Kota Bekasi

Petugas Dishub Bekasi tindak ambulans swasta di RSUD.
Sumber :

VIVA.co.id – Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengeluhkan sulitnya mendapat jasa pelayanan ambulans resmi milik rumah sakit pemerintah itu.

Setiap kali ada pasien yang membutuhkan ambulans, pihak RSUD Kota Bekasi selalu beralasan, seluruh armada ambulans sedang mengantar pasien.

Anehnya, setiap kali ada pasien yang membutuhkan ambulans, petugas RSUD Kota Bekasi juga selalu menawarkan pasien untuk menggunakan ambulans milik swasta.

Kondisi ini tentu sangat tidak menguntungkan pasien. Karena, tak semua pasien mampu membayar tarif jasa ambulans swasta. Diketahui, tarif untuk ambulans milik RSUD besarannya hanya Rp100 ribu hingga Rp 300 ribu, untuk antar pasien dalam kota. 

"Saat itu saya sedang urus kerabat saya sepeninggal di rumah sakit. Ketika saya ingin pakai ambulans milik rumah sakit. Ternyata dialihkan ke kendaraan ambulans milik perorangan. Dan harganya jauh lebih mahal. Selisihnya Rp1,2 juta untuk antar dalam kota," kata Citra, warga Bekasi Timur, Kota Bekasi, Kamis, 23 Maret 2017.

Citra menuturkan, hal serupa juga dialami banyak pasien lainnya yang dia temui di RSUD Kota Bekasi. Dan tak jarang pasien mencurigai ada permainan bisnis antara petugas RSUD Kota Bekasi dengan pengelola ambulans swasta.

"Petugas rumah sakit beralasan ambulans RSUD semuanya sibuk. Masa, tiap kali ada pasien selalu sibuk. Seperti ada kerja sama antara rumah sakit dengan ambulans milik perorangan," ujar Citra.

Kecurigaan adanya bisnis gelap petugas RSUD dengan pemilik ambulans swasta juga terlihat ketika petugas RSUD memberikan nomor telepon ambulans swasta kepada pasien yang membutuhkan jasa ambulans.

"Seolah-olah mereka sudah terorganisir," ujar Abdullah, pasien lainnya.

Sayangnya, pihak RSUD Kota Bekasi tak mau memberikan komentar terkait masalah ini. Ketika dikonfirmasi wartawan, sejumlah pejabat rumah sakit tak mau merespons pertanyaan seputar dugaan gelap bisnis ambulans itu.

Sementara itu, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Kusnanto Saidi, seharusnya masalah ini tidak terjadi. Sebab, jumlah armada ambulans milik RSUD Kota Bekasi, cukup untuk melayani pasien.

"Sebenarnya jumlahnya cukup kendaraan ambulans milik RSUD Kota. Makanya saya bingung kok bisa tidak ada," kata Kusnanto Saidi.

Kusnanto menuturkan, berdasarkan data di Dinkes Kota Bekasi, ada sebanyak 12 ambulans milik pemerintah yang disiapkan melayani pasien di RSUD. "Sekarang ada 9. Karena tiga kendaraan sedang rusak," ujar Saidi. (ase)