Cerita Sumarsono Berada di Tengah Panasnya Isu SARA Jakarta
- Eduward Ambarita
VIVA.co.id – Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono mengaku mendapat tugas berat sejak ditunjuk Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sebagai pimpinan sementara ibu kota menggantikan Basuki Tjahaja Purnama, alias Ahok yang sedang cuti Pilkada DKI.
Sumarsono menceritakan, sejak dilantik sebagai pelaksana tugas pada 26 Oktober 2016, tak sampai sebulan Sumarsono bekerja, dia telah dihadapkan aksi ratusan ribu massa yang memadati Jakarta. Yakni, aksi massa 4 November 2016, dan 2 Desember 2016.
"Alhamdulillah, setelah itu seluruhnya kondisi Jakarta aman dan damai," kata Sumarsono di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Rabu 8 Februari 2017.
Tidak hanya itu, selama hampir empat bulan bertugas, dia terpaksa harus berada di tengah - tengah isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SAR), setelah Ahok tersandung perkara penodaan agama.
"Di tengah isu SARA sangat panas, saya ingin berikan 'AC’ supaya dingin," katanya.
Ia pun khawatir, aksi massa yang dikaitkan dengan isu SARA ini bisa mengulang kembali konflik di masa lalu pada tahun 1998.
Menurutnya, hal itu tak perlu terjadi, karena Jakarta merupakan wilayah yang didatangi oleh berbagai latar belakang suku, ras, dan agama.
"Dengan jargon, kita semua bersaudara. Semua dipasang di semua kelurahan. Kalau di Jakarta muncul konflik SARA, berbahaya. Kita berbeda, tetapi kita satu," ujarnya. (asp)