Kecelakaan Bus Transjakarta Tinggi, Ini Kata Plt Gubernur

Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Sumarsono.
Sumber :
  • Eduward Ambarita

VIVA.co.id – Angka kecelakaan layanan bus Transjakarta meningkat sepanjang 2016. Berdasarkan data yang dirilis pada laman situs daring data.jakarta.go.id, Dinas Perhubungan dan Transportasi menyatakan, terdapat sebanyak 783 kecelakaan melibatkan bus Transjakarta, pada 2016.

Menanggapi hal itu, Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, mengatakan akan mengevaluasi pelayanan Transjakarta. Menurutnya, peningkatan sarana dan prasarana pada perusahaan milik Pemprov DKI itu seharusnya diimbangi dengan kualitas layanan.

"Apakah itu akibat dari kesalahan manusia atau kelalaian manusia, atau dari busnya. Kalau memang hal itu, ya patut dievaluasi," kata Sumarsono di Balai Kota, Jakarta, Rabu, 25 Januari 2017.

Evaluasi ini, kata Sumarsono, tidak hanya dilakukan pada awak bus atau pun fasilitas. Namun, akan dilakukan secara menyeluruh, terlebih kepada perilaku penumpang atau pengguna jalan. Hal itu agar kejadian serupa tak terulang.

"Hanya satu faktor yang tidak bisa dikendalikan yaitu faktor kesadaran masyarakat dalam berlalu-lintas. Hal ini yang tidak bisa dikendalikan Transjakarta. Jadi perlu kesadaran umum, tertib umum dalam berlalu lintas," katanya.

Dari data tersebut sebenarnya menunjukkan, angka kecelakaan pada 2015 oleh Transjakarta menurun menjadi 418 kecelakaan. Hal itu merujuk pada laporan 2014, yang menyebutkan 770 kecelakaan.

Namun pada 2016, angka kecelakaan itu kembali meningkat menjadi 783. Dari 12 koridor yang dilintasi Transjakarta, ternyata sejumlah koridor memiliki angka kerawanan kecelakaan yang cukup tinggi.

Seperti di Koridor enam rute Ragunan-Laturhari, tercatat ada 120 kecelakaan pada 2016. Kemudian, Koridor delapan rute Lebak Bulus-Harmoni terdapat 105 kecelakaan. Diikuti Koridor Pinang Ranti-Pluit sebanyak 63 kecelakaan. (ase)