Pendukung Dikeroyok, Ahok Minta Warga Tak Main Hakim Sendiri
- Fikri Halim - VIVA.co.id
VIVA.co.id – Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok meminta kepada warga DKI Jakarta agar tidak ada lagi kasus pemukulan terhadap pendukungnya. Jika tidak suka terhadap dirinya, dia meminta agar masyarakat tidak main hakim sendiri.
Hal itu disampaikan Ahok terkait pemukulan terhadap Widodo, pengurus ranting PDI Perjuangan Jelambar, Jakarta Barat. Widodo babak belur dihajar sejumlah orang yang diduga anggota salah satu organisasi masyarakat (ormas), lantaran adu mulut dengan mereka saat kampanye calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
"Kami hanya mohon, warga DKI. Perjuangan kami belum selesai. Kami minta izin untuk menyelesaikannya saja. Kalau enggak setuju, jangan ambil tindakan pengeroyokan atau pemukulan kepada timses," kata Ahok usai menjenguk korban di RS Royal Taruma, Jakarta, Sabtu 7 Januari 2016.
Menurut Ahok, timses dan pendukungnya tidak ada kaitannya dengan perkara dugaan penistaan agama yang saat ini menimpanya. Dia berharap tidak ada lagi tindakan main hakim sendiri. "Ini negara hukum dan demokrasi. Kami hanya minta itu saja. Kasihan kan, dia (Widodo) tukang ojek anak satu, kalau sampai cacat enggak bisa kerja gimana. Siapa yg mau piara anak-anaknya. Satu keluarga ini muslim yang taat kok. Dia hanya ingin kami selesaikan tugas kami," kata Ahok.
Sebelumnya, Kapolsek Tanjung Duren, Kompol Zaky membenarkan peristiwa penganiayaan terhadap Widodo. Peristiwa itu terjadi Jumat, 6 Januari 2016 pukul 22.00 WIB. "Dari mananya belum tahu. Tapi pengeroyokan ada sekitar 10 orang," kata dia.
Meski demikian, Zaky mengatakan, bahwa Kepolisian sudah mengetahui identitas sejumlah pelaku. Mereka akan segera melakukan penangkapan.
Sebelumnya, Djarot memang sempat diteriaki sejumlah orang saat blusukan di Petamburan, Jakarta Barat, pada Jum'at lalu. Blusukan Djarot awalnya berjalan kondusif. Hingga ketika Djarot melewati sebuah poskamling yang di sana duduk sekitar 5 orang, berteriak dan menolak kehadiran Djarot. Penolakan mereka masih terkait dengan dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok.
(mus)