Kapolda Pastikan Temuan Satu Jasad Bukan Korban Kapal Zahro
- VIVA.co.id/Syaefullah
VIVA.co.id - Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya, Inspektur Jenderal Polisi Mochamad Iriawan, mengonfirmasi mengenai satu jasad yang ditemukan tim SAR di sekitar perairan Kepulauan Seribu pada Senin 2 Januari 2017.
Jenazah itu, kata Iriawan, bukan korban tewas akibat kebakaran kapal wisata Zahro Express, saat berlayar pada Minggu pagi, 1 Januari 2017. Namun, polisi belum mengidentifikasi jenazah itu dan belum diketahui pula penyebab kematiannya.
Dalam konferensi pers di Rumah Sakit Polri di Kramat Jati, Jakarta, pada Senin, Iriawan menjelaskan, jenazah berjenis kelamin laki-laki itu diperkirakan sudah empat hari berada di perairan itu. Artinya, bukan penumpang kapal Zahro.
Iriawan mengaku mendapatkan penjelasan dari tim Disaster Victim Identification Polda Metro Jaya bahwa umumnya mayat di tengah laut tidak bisa langsung mengapung, melainkan tenggelam terlebih dahulu.
"Tim medis menyampaikan, biasanya kalau ada korban di laut dia akan tenggelam. Tiga-empat hari dia akan naik, karena ada gas di dalam tubuhnya, kemudian hari kelima, kalau pecah perutnya dia akan tenggelam kembali," kata Iriawan.
Ihwal penemuan satu mayat itu awalnya disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta, Denny Wahyu Haryanto. Jasad itu ditemukan tim SAR di sekitar perairan Pulau Semak Daun, Kepulauan Seribu, yang tak jauh dari lokasi kebakaran kapal Zahro.
"Kalau dilihat dari gambar, sepertinya laki-laki. Ada luka bakar di punggungnya. Kulit tangannya putih; putih kayak sudah lama di air," ujar Denny.
Kapal wisata Zahro Express terbakar di satu mil dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, pada pukul 09.15 WIB, Minggu 1 Januari 2017. Kapal itu baru saja berlayar dengan tujuan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.
Sebanyak 23 penumpang tewas, 17 orang masih hilang, dan 194 orang selamat meski luka-luka, dan syok. Enam jenazah di antara 23 korban tewas telah diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga masing-masing.
Data jumlah penumpang kapal nahas itu sebenarnya masih simpang-siur. Manifes kapal mencatat 100 orang, sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebut 230 orang, tetapi data polisi sebanyak 191 orang. (asp)