Aktivis 98 Sayangkan Buruh Tetap Demo 2 Desember

Ketua KSPI, Said Iqbal saat konferensi pers soal demo buruh.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Foe Peace Simbolon

VIVA.co.id – Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) menyayangkan sikap Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang mengacuhkan imbauan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian yang meminta mereka menunda aksi demonstrasi pada 2 Desember 2016.

Diketahui pada hari itu juga, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) akan melakukan Aksi Bela Islam Jilid III, atau dikenal dengan sebutan Aksi 212 di Lapangan Monas.

"Buruh KSPI ya legowo saja, ditunda dulu lah aksinya dengan hari lain. Jangan sampai mengganggu kekhusyu’an acara ibadah. Masa di Monas zikir-zikir, di sebelah Balai Kota dan Istana teriak-teriak orasi. Janganlah ganggu kesucian ibadah umat Muslim yang mendengarkan tausiah dan istighosah akbar," kata Ketua Presidium Jari 98, Willy Prakarsa dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 30 November 2016.

Willy meyakini, tidak semua serikat buruh di Indonesia sepakat dalam aksi Monas yang digagas KSPI pada demo 2 Desember 2016. Kata dia, Presiden KSPI, Said Iqbal, dinilai kurang bijak menggabungkan perjuangan buruh.

"Saya yakin buruh yang nonmuslim dan buruh lainnya juga berpandangan isu yang diangkat KSPI tidak arif dan bijaksana ketika memutuskan aksi Monas berbarengan dengan Aksi Bela Islam III di 212," dia menambahkan.

Maka dari itu, Willy meminta para buruh untuk tetap bekerja seperti biasa dan tidak ikut-ikutan pada aksi tersebut. Ia melihat sangat banyak permasalahan krusial terjadi pada buruh di tempat mereka bekerja yang lebih penting untuk diperjuangkan, ketimbang terlibat dalam demonstrasi di hari yang sama dengan Aksi 212.

"Selama ini, Said Iqbal kan sudah sering demo. Harusnya punya sedikit malu, jangan teriak-teriak orasi di saat para ulama memberikan tausiah di Monas," kata dia.