Djarot Angkat Bicara soal Isu Vaksin HPV Sebabkan Menopause

Ilustrasi vaksin atau jarum suntik.
Sumber :
  • Pixabay/PhotoLizM

VIVA.co.id – Wakil Gubernur DKI Jakarta non aktif, Djarot Saiful Hidayat, angkat bicara soal isu vaksin kanker serviks atau leher rahim bagi siswi Sekolah Dasar yang diisukan menyebabkan menopause dini.

Sebagai informasi, sebagian besar kasus kanker serviks disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui hubungan seksual, yaitu human papillomavirus (HPV). Belakangan beredar kabar vaksin HPV bisa menyebabkan kemandulan hingga menopause dini.

Saat masih aktif menjadi wagub, Djarot sendiri pernah me-launching program vaksinasi itu bagi siswi kelas 5 SD di seluruh DKI Jakarta.

Djarot menjelaskan, program tersebut berasal dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang ditindaklanjuti oleh Pemprov DKI Jakarta. Jakarta merupakan pilot project untuk menjalankan program itu karena mempunyai anggaran yang cukup besar.

Menurut dia, harga sekali vaksin memang cukup mahal. Tapi dengan anggaran DKI Jakarta yang cukup besar, vaksin bisa diberikan secara gratis. Vaksin itu kini sudah diberikan kepada 63.702 anak.

"Kalau (vaksin) kanker serviks itu sebetulnya program dari Kementerian Kesehatan. Kita memberikan vaksinasi pada anak-anak kita kelas 5 dan 6. Karena kalau dia vaksin sendiri biayanya akan mahal," kata Djarot di Rumah Lembang, Jakarta, Senin, 28 November 2016.

Terkait vaksin diberikan kepada siswi kelas 5 SD, Djarot menjelaskan hal itu dikarenakan vaksin efektif bekerja jika diberikan sebelum orang itu aktif secara seksual.

"Jadi itu adalah pencegahan supaya anak-anak kita tidak kena kanker serviks," ujarnya menambahkan.

Sebelumnya beredar kabar bahwa vaksin kanker serviks diisukan menyebabkan kemandulan hingga menopause dini. Pihak Kemenkes sendiri telah membantah soal isu tersebut dan menjamin keamanan vaksin.

“Premature Ovarian Failure (POF), sekarang disebut oleh komunitas ilmiah sebagai Primary Ovarian Insufficiency (POI), adalah istilah yang digunakan oleh praktisi medis ketika ovarium seorang wanita berhenti bekerja normal sebelum dia berusia 40 tahun. Hal ini jarang terjadi pada remaja. Sampai saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan adanya hubungan kejadian POF ini dengan penggunaan vaksin HPV,” demikian menurut rilis dari Kemenkes RI.

 

(ren)