Ahok Pilih Beri Dana ke Setu Babakan daripada Bamus Betawi
- REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id – Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama berpandangan, cara yang lebih tepat ditempuh Pemerintah Provinsi DKI untuk melestarikan budaya Betawi adalah mengembangkan Setu Babakan, perkampungan budaya di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Menurut Ahok, sapaan akrab Basuki, pemberian dana hibah yang rutin dilakukan Pemerintah Provinsi DKI ke organisasi masyarakat (ormas), seperti Badan Musyawarah (Bamus) Betawi rawan diselewengkan.
Ahok menduga, sebagian dana tak jarang dinikmati petinggi ormas. Pengembangan budaya Betawi yang merupakan tujuan utama pemberian dana pun, tak mendapat porsi penuh.
Hal itu menjadi alasan Ahok yang sedang cuti dari jabatan sebagai gubernur, tidak menganggarkan kembali dana tersebut dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2017.
"Untuk pengembangan budaya Betawi, saya ingin fokuskan semua di Setu Babakan. Luasnya 200 hektare di sana. Seharusnya fokuskan saja di sana. Kami tidak mau kasihkan ke organisasi-organisasi Betawi yang tidak jelas peruntukannya," ujar Ahok kepada para pendukungnya di Rumah Lembang, markas pemenangan Ahok-Djarot di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 di Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 28 November 2016.
Selain itu, menurut Ahok, Pemerintah Provinsi DKI juga bisa mengalihkan anggaran dana hibah yang nilainya ada di kisaran Rp5 miliar setiap tahun, menjadi dana bantuan untuk sanggar-sanggar kesenian Betawi. Lembaga-lembaga itu dinilai memiliki kegiatan yang lebih jelas untuk melestarikan budaya.
Pemberian dana ke ormas yang sudah pasti memiliki massa, kata Ahok, terkesan seperti bantuan bermuatan politis dari kepala daerah supaya ormas itu mengerahkan massa untuk memilih dirinya. "Saya tidak suka mencampurkan politik dan budaya," ujar Ahok.
Ahok mengatakan, bila dana diberikan ke sanggar-sanggar Betawi, pemerintah juga bisa bekerja sama supaya sanggar. Misalnya melakukan pelatihan tari-tari Betawi di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
Ahok tidak menuntut para pengurus sanggar supaya memilih dirinya dan wakilnya, Djarot Saiful Hidayat. Namun, dengan diberikannya dana kepada mereka, budaya Betawi sudah pasti dilestarikan.
(mus)