Ada Jaringan PSK Maroko, Imigrasi Selidiki Keterlibatan WNI
- ANTARA FOTO/Maulana Surya
VIVA.co.id – Pihak Direktorat Jenderal Imigrasi menduga ada keterlibatan Warga Negara Indonesia dalam jaringan prostitusi yang melibatkan 17 wanita berkewarganegaraan Maroko. Jaringan prostitusi itu terungkap setelah para wanita tuna susila itu tertangkap petugas Imigrasi Jakarta Pusat di sebuah kelab malam di kawasan Senayan beberapa waktu lalu.
Pihak Imigrasi menduga ada orang Indonesia pada jaringan tersebut yang tugasnya membantu pekerja seks komersil itu dalam menjajakan diri, termasuk mencari tempat serta pelanggan.
"Pasti ada. Karena mereka kan ada yang mengorganisir dalam membantu mencarikan pelanggannya," kata Direktur Jenderal Imigrasi, Ronny F. Sompie, dalam jumpa pers di kantornya, Jumat, 28 Oktober 2016.
Ronny menyebut para wanita asal Maroko itu kerap berpindah-pindah tempat tinggal. Mereka berpindah dibantu oleh orang Indonesia dengan memanfaatkan tempat tinggal sementara, seperti apartemen dan rumah kos-kosan.
"Itu ada (WNI) yang memfasilitasi. Kami masih menyelidiki bekerjasama dengan pihak kepolisian," ujar Ronny menambahkan.
Sebelumnya, 17 WNA asal Maroko yang diketahui bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK) diringkus pihak Imigrasi Jakarta Pusat beberapa waktu lalu di sebuah kelab malam kawasan Senayan, Jakarta Pusat.
Diketahui, tarif yang dipatok 17 PSK itu mencapai Rp5 Juta untuk satu kali berhubungan. Umumnya pelanggan berasal warga negara asing dan kebanyakan dari Timur Tengah.
Laporan: Eduward Ambarita
(ren)