Cerita Ahok Tentang Pancasila

Megawati bersama Ahok, Rano Karno dan Risma di Makam Bung Karno Blitar.
Sumber :
  • VIVA/Veros Afif

VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mengungkapkan pandangannya soal Pancasila. Dia mengibaratkan aplikasi dari dasar negara itu seperti bangunan rumah. 

Ahok menilai ketika sebagian kalangan masih sulit menerima perbedaan karena dia berasal dari etnis dan agama minoritas di Indonesia, tembok Pancasila baru selesai setengah.

"Ketika saya bisa menjadi seorang gubernur DKI karena Pak Jokowi (naik jadi Presiden), saya didemo (tapi) kagak turun, ini rumah Pancasila jadinya setengah tembok kira-kira," kata Ahok saat menghadiri ulang tahun ke 80 politisi senior PDIP, Sabam Sirait, di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu 15 Oktober 2016.

Tapi jika dia nanti dipilih menjadi Gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada 2017, karena penilaian atas kinerjanya, Ahok menilai tembok ruang Pancasila telah selesai.

"Saya yakin semua yang hadir di tempat ini semua mendoakan umur panjang untuk melihat rumah Pancasila selesai kita bangun, itu cita-cita Proklamator. Saya kira itu cita-cita kita bersama," kata dia.

Ahok menyebut aplikasi Pancasila akan sempurna saat bangsa Indonesia tidak lagi mempermasalahkan Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) dari seorang presiden. Ketika itu pemimpin dinilai dari prestasi dan kinerja.

"Kalau satu hari yang 'dicap' minoritas di negeri ini, Konstitusi menjamin bisa menjadi presiden republik ini. Maka atap dan pagar rumah Pancasila lengkap kita bangun," kata Ahok.