Imam Besar Masjid Istiqlal Peringatkan Ahok
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengingatkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, agar bijak dalam melontarkan pernyataan. Terlebih, dengan mengutip ayat dalam kitab suci umat Islam, Alquran.
Ahok sebelumnya dilaporkan sejumlah pihak ke Mabes Polri, karena dituduh melakukan penistaan agama, dengan mengutip surat Al Maidah, yang dikaitkan dengan kebohongan dan pembodohan, agar umat muslim tidak memilih pemimpin dari kalangan nonmuslim.
"Ini jadi pelajaran, bukan hanya Ahok. Biarlah ayat itu jadi milik umat Islam, jangan terjadi lagi," kata Nasaruddin dalam perbincangan di tvOne, Senin 10 Oktober 2016.
Nasaruddin mengaku sudah melihat bolak-balik konten video Ahok di Kepulauan Seribu yang menuai kontroversi. Ia mengamati betul kalimat Ahok yang menyatakan 'Kan, bisa saja dalam hati kecil, bapak ibu enggak bisa pilih saya, karena dibohongi (orang) dengan surat Al Maidah 51 macam-macam itu'.
Mantan Wakil Menteri Agama RI itu menilai kalimat yang diutarakan Ahok memang konteksnya tidak untuk menghina ayat Alquran. Namun, Ia tak menampik kalimat 'karena dibohongi dengan Surat Al Maidah 51' bisa mengundang interpretasi lain yang bisa menyakitkan orang lain.
"Saya mengimbau, ada kearifan bagi orang yang keliru mendalami ayat, apalagi mereka yang tidak memahami (Alquran)," ujarnya.
Sementara itu, mengenai perintah ayat 51 Surat Al Maidah untuk memilih pemimpin Muslim, Nasaruddin menyatakan bahwa ayat tersebut turun sebagai respons atas peristiwa khusus saat itu.
Di mana, saat itu umat Islam baru saja menghadapi perang Uhud, dan merespons provokasi yang dilakukan Abdullah bin Ubay bin Salul (tokoh Munafik Madinah). Guna menghindari umat Islam bersekutu dengan kaum munafik, maka turunlah ayat 51 dalam Surat Al Maidah.
"Ada empat Tafsir tadi malam saya kaji, Tafsir Ibnu Katsir, itu pada umumnya 'auliya' itu yang dimaksud adalah pertemanan, jangan jadikan Yahudi dan Nasrani itu teman atau orang kepercayaan," terang Nasaruddin.
Kendati demikian, Nasaruddin tak sepenuhnya menyalahkan Muslim yang memahami 'auliya' sebagai pemimpin. Sebab, kata 'auliya' sendiri merupakan jamak dari waliya, yang lazim difahami oleh orang Arab sebagai pemimpin suatu wilayah.
Terlepas dari masalah tersebut, ia mengajak semua umat Islam bijak dalam merespons ujaran Ahok. Menurut dia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengimbau umat tidak termakan isu maupun ajakan untuk melakukan aksi main hakim sendiri terhadap Ahok, dan menyerahkan kasusnya ke aparat penegak hukum.
"Saya pecaya, MUI sudah memberikan gambaran yang bagus," tambahnya. (asp)