Kementerian PUPR: Jembatan di DKI Tak Dirancang Kuat Angin

Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Sumber :
  • VIVA/Yudha

VIVA.co.id – Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi Moerwanto mengakui, sebagian besar jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jakarta tidak dirancang untuk kuat menahan angin kencang dan gempa.

Dia mengatakan, dua faktor ini luput untuk dijadikan pertimbangan saat pembangunan JPO yang dipasang reklame iklan. Sebab, pada masa lalu fenomena alam seperti itu dianggap bukan sesuatu yang sering melanda Ibukota.

"Sekarang ini tropical cyclone mulai banyak terjadi. Memang asalnya di daerah sub tropis tapi kalau kena ekornya saja intensitas angin dan hujan akan makin besar. Ini yang harus disesuaikan dengan infrastruktur yang ada," kata Arie di kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Rabu, 28 September 2016.

Terkait faktor alam ini, pihaknya sudah mendapat informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Informasi itu menyebutkan, tak menutup kemungkinan jika ke depannya intensitas hujan dan angin kencang akan makin tinggi di Indonesia, terutama di Jakarta.

Senada dengan Arie, Direktur Pembangunan Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Gani Ghazaly Akman mengatakan, masukan dari BMKG terkait kondisi cuaca terkini merupakan peringatan serius untuk mengevaluasi dan melakukan perawatan terhadap semua infrastruktur.

Seharusnya, kata dia, sejumlah pertimbangan, termasuk soal kemampuan JPO menahan hujan dan angin kencang, sudah dilakukan sejak awal proses pembangunan JPO tersebut.

"Alam berubah, terutama pengaruh angin. Angin besar pengaruhnya, khususnya pada JPO. Ini tidak dimasukkan dalam perhitungan awal, dampak juga ke maintenance. Sehingga saat ini memang sistemnya yang harus diperbaiki," kata Gani.

Walaupun DKI Jakarta bukan wilayah yang sering dilanda gempa, kata dia, tapi kemungkinan itu tetap tidak boleh disepelekan. Gani menyarankan agar semua infrastruktur di Jakarta segera dievaluasi dan dikaji ulang. Hal itu untuk menghindari kemungkinan terburuk jika gempa melanda Ibukota.

"Sebagian besar bangunan yang ada, tadinya dipersiapkan untuk beban yang ringan. Jadi sudah saatnya kini dievaluasi, diperbaiki, dan dipersiapkan untuk mampu menahan beban yang lebih besar," ujarnya.

Sebelumnya, JPO di Pasar Minggu roboh, Sabtu, 24 September 2016. Jembatan roboh ketika terjadi hujan deras dan angin kencang. Reklame yang dipasang di atas pagar jembatan diduga tak kuat menahan angin hingga membuat jembatan roboh.