Tangan Ahok Berdarah Saat Tangkap Ikan di Kepulauan Seribu
- VIVA/Fajar GM
VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, memanen ikan Kerapu di keramba apung di kawasan Kepulauan Seribu, Selasa, 27 September 2016. Namun, saat Ahok antusias memegang seekor ikan, tangan mantan Bupati Belitung Timur itu tiba-tiba berdarah.
Tangan Ahok, terkena duri saat mencoba memegang seekor ikan yang telah dibudidayakan selama delapan bulan. Ikan yang ditangkap Ahok memberontak setelah diangkat dari tempat pembudidayaannya.
"Kayaknya ini ikan cewek," ujar Ahok, bergurau, di perairan Kepulauan Seribu, Selasa, 27 September 2016. Ahok sempat menyedot sendiri darah yang keluar sebelum salah satu ajudan membersihkan lukanya dan menempelkan plester.
Ahok melakukan kunjungan ke kawasan perairan Kepulauan Seribu dalam rangka meninjau kerja sama Pemerintah Provinsi DKI dan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jakarta. Selain memanen ikan, Ahok juga menebar benih 4.000 ikan kerapu.
Kepada Marudin, salah satu pembudidaya yang dilatih mahasiswa STP, Ahok menyampaikan mekanisme yang dilaksanakan Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) DKI dalam membina para pembudidaya.
Mekanisme itu dijalankan melalui koperasi para pembudidaya. Pemerintah memberikan modal kepada pembudidaya. Sebanyak 20 persen keuntungan, kemudian diserahkan kepada pemerintah. "Kami kayak orang tua. Hanya minta 20 persen dikembalikan," ujar Ahok.
Menurut Ahok, potensi keuntungan yang didapat para pembudidaya besar. Pasalnya, Ikan Kerapu kerap disajikan di restoran-restoran mewah. Untuk membudidayakan satu kilogram ikan, mereka cukup mengeluarkan modal Rp150.000. Ikan yang telah dewasa, bisa dijual hingga Rp350.000.
Sementara, jika mampu membudidayakan ikan sesuai standar yang diinginkan restoran-restoran mewah, ikan bisa dijual hingga jutaan rupiah.
"Di sini harganya Rp350.000, di restoran Rp1.000.000 lebih. Sekali panen, bisa untung Rp7.000.000," ujar Ahok.
(ren)