Murid SD Belajar di Musala gara-gara Pemborong Rehab Kabur

Proyek pengerjaan rehabilitasi gedung SDN) Pitara II, Depok, yang terbengkalai akibat ditinggal kabur pemborongnya.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

VIVA.co.id - Kisah pilu para siswa untuk mendapatkan fasilitas yang layak kembali ditemukan di Kota Depok, Jawa Barat. Kali ini, nasib miris itu dialami sejumlah siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pitara II, Depok, yang terpaksa belajar di musala karena ruang belajar yang sedang direhab, ternyata ditinggal kabur pemborong sejak Desember 2015.

Akibatnya, aktivitas belajar mengajar di sekolah itu pun menjadi kurang maksimal. Hanya tiga dari enam kelas di sekolah itu yang bisa digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar.

“Tiga ruang kelas lainnya belum jadi karena ditinggal pemborong (kontraktor proyek rehabilitasi gedung sekolah). Nah, sebagian siswa ada yang belajar di ruang komputer dan musala,” kata Kepala SDN Pitara 2, Umardani, kemarin.

Sejak beberapa kelas itu dibongkar dan ditinggal pergi pemborong, pihak sekolah terpaksa memutar otak agar anak-anak tetap bisa mengenyam pendidikan meski dengan fasilitas seadanya. “Misalnya, kelas satu (masuk) pagi, kemudian kelas berikutnya (masuk) siang, nanti sorenya kelas tiga,” katanya.

Umardani mengaku prihatin dengan kondisi yang disebabkan mangkraknya pembangunan itu. Selain kelas dipakai secara bergantian, jam belajar para murid pun terpaksa dipercepat agar kegiatan belajar dan mengajar bisa berjalan. Dia berharap dinas terkait segera memberikan solusi atas masalah itu. 

“Kalau seperti ini, kan, anak-anak yang jadi korban. Otomatis prestasi mereka pun jadi menurun,” katanya.

Berdasarkan pantauan VIVA.co.id, di sekolah itu berdiri sejumlah fondasi namun belum sempat dicor dengan semen. “Itu cuma bawahnya yang difondasi, tiangnya belum,” kata seorang guru, Candra Wasita.

Nasib yang tak jauh berbeda juga ditemukan di SDN Kalibaru 6, Cilodong, Depok. SD itu sempat terbengkalai selama lebih enam bulan akibat roboh diterpa hujan dan angin kencang. Para siswa di sekolah itu pun terpaksa menumpang di SMP Negeri yang tak jauh dari lokasi kejadian. Pemerintah Kota Depok mengklaim telah mulai melakukan pengerjaan di sekolah itu. (ase)