Hasyim Siap Galang Dukungan untuk Cagub DKI dari Kader PDIP
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA.co.id – Mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU), Hasyim Muzadi, mendorong Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) agar berani mencalonkan kadernya sebagai gubernur DKI Jakarta pada pilkada tahun 2017.
Menurut Hasyim, eksistensi PDIP sebagai partai wong cilik alias rakyat jelata akan semakin kukuh jika partai itu berani mengajukan kadernya sebagai calon gubernur Jakarta. Itu juga selaras dengan ajaran Proklamator sekaligus Presiden pertama Indonesia, Sukarno, yakni nasionalis-religius.
“Bung Karno menolak keras exploitation de l’homme par l’homme (eksploitasi manusia oleh manusia yang lain) yang hanya membuahkan exploitation de nation par nation (penindasan sebuah bangsa oleh bangsa yang lain),” kata Hasyim melalui keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id pada Kamis, 15 September 2016.
PDIP sebagai penerus ajaran Bung Karno, kata Hasyim, jangan sampai membiarkan kekuatan modal mengendalikan politik. PDIP sebagai partai yang sedang berkuasa memiliki tanggung jawab moral yang besar untuk mencegah itu.
Hasyim bahkan terang-terangan menyatakan siap mendukung siapa pun kader PDIP yang dicalonkan sebagai gubernur DKI Jakarta untuk melawan petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Apabila benar PDIP mengusung kadernya sendiri, yang nasionalis, saya siap pasang badan untuk berkampanye, mengajak partai-partai Islam untuk bergabung, mengajak umat dan para habaib untuk membela nasionalisme, dan tentu semua rakyat Jakarta,” kata Hasyim, yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
Hasyim mengulangi lagi pernyataannya tentang kekuatan modal yang mengendalikan politik di Jakarta, meski tak dirinci dengan jelas. Semua pihak yang menyadari bahaya kekuatan modal itu harus bersatu untuk mendukung dan memenangkan Pilkada Jakarta.
“Kalau kita mau bersatu, insya Allah menang denga terhormat. Daripada menang di bawah bayang-bayang tekanan modal, sungguh tidak terhormat,” kata mantan calon wakil presiden yang mendampingi Megawati Sukarnoputri pada Pemilu Presiden tahun 2004 itu.
(ren)